Malino – Kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Minahasa ternyata bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan secara berlebihan. Pasalnya, apa yang dialami warga khususnya mereka yang berprofesi petani tidak sebanding dengan yang sedang terjadi di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan yang berhasil diabadikan wartawan BeritaManado.com, Kamis (17/9/2015).
Pantauan saat berkunjung ke Malino Kabupaten Gowa, pemandangan yang dahulunya hijau, kini sedikit terganggu dengan beberapa titik yang terlihat kering dan gersang. Bahkan sepanjang perjalanan menuju ke Malino ternak sapi yang dipersiapkan warga Makasar untuk Hari Raya Iddul Adha hanya diberi makan rumput kering.
Malino yang terkenal dengan keindahan dan kesejukan alamnya juga tak luput dari cuaca panas dan ancaman kekeringan. Kebun kopi dan teh yang jadi primadona wisatawan saat berkunjung ke dataran tertinggi di Sulawesi Selatan ini nyaris tak terlihat lagi daunnya karena sudah banyak mengering. Bahkan puncak bukit pun mengalami kekeringan yang luar biasa dan bisa dilihat dari kejauhan.
Meski demikian, petani yang ada di Malino dan daerah sekitarnya tampak tak putus asah. Mereka tetap berada di kebun dan rela diterjang panas terik tanpa pentup kepala.
Mengenai hal tersebut, Bupati Minahasa Drs Jantje Wowiling Sajow MSi kepada BeritaManado.com mengatakan bahwa kenyataan di Kabupaten Gowa itu bisa dijadikan bahan refleksi bagi masyarakat Minahasa.
“Kita patut bersyukur karena di Minahasa tidak seperti daerah lain di Indonesia. Kekeringan yang terjadi di Minahasa bukanlah bencana luar biasa. Namun demikian pemerintah tetap akan menyikapi hal tersebut sambil meminta dukungan masyarakat,” ungkap Sajow. (frangkiwullur)