Manado – Pancasila adalah sebuah proses dalam kehidupan. Kita sepakat bahwa Pancasila adalah filosofi, dasar pemikiran sebuah kebenaran.
Demikian dikatakan pengamat politik Karel Nayoan pada diskusi Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 yang dilaksanakan di Ruang F.J Tumbelaka, Kantor Gubernur, Jumat (31/5/2019) sore.
“Yang terjadi sekarang pengaruh pragmatisme, mengutamakan hasil atau kuantitatif berdasar suara terbanyak,” ujar Karel Nayoan.
Lanjut Karel Nayoan, pemahaman tentang isme, pola berpikir. Sekarang menjadi pendekatan teritorial. Negara tertentu melihat penguasaan teritorial mutlak dilakukan.
“Ada kesalahan pada proses pelajaran. Mata pelajaran Pancasila pernah dihapus,” tandas Nayoan.
Menurut Karel Nayoan, generasi muda cepat terkontaminasi dengan ideologi lain, bahkan mahasiswa terperangkap pola kapitalisme. Di era reformasi tidak ada konsep jelas. Terjadi perebutan kekuasaan di segala lini.
“Saya ingin katakan bahwa Pancasila adalah proses yang ada dalam kehidupan manusia Indonesia,” pungkas Nayoan.
Diskusi dimoderatori Abid Takalamingan dibuka Gubernur yang diwakili Asisten 1 Edison Humiang, juga menghadirkan narasumber akademisi Philep Regar dan Ferry Liando, serta seratusan pelajar SLTA.
(JerryPalohoon)