
Jakarta, BeritaManado.com – Seorang Kardinal yang terpilih sebagai Paus yang baru harus siap untuk tidak kembali ke negara asalnya.
Dengan kata lain, Kardinal yang terpilih sebagai Paus baru akan langsung tinggal di Vatikan untuk menjalankan tugas memimpin 1,4 milyar umat Katolik dunia.
Hal ini senada dengan persiapan yang dilakukan para Kardinal sebelum pelaksanaan Konklaf, dimana semuanya menyatakan kesiapan untuk memilih dan dipilih.
Bahkan, semua Kardinal dan bahkan para staf serta pejabat Vatikan diambil sumpah untuk menjaga kerahasiaan pelaksanaan Konklaf.
Sebagaimana dijelaskan Pastor Johanis Mangkey MSC kepada BeritaManado.com, Kamis (8/5/2025), bahwa saat resmi terpilih sebagai Paus yang baru, Kardinal yang bersangkutan langsung terikat dengan protokol, baik sebagai Paus maupun kepala negara Vatikan.
“Biasanya memang demikian, jika seorang Kardinal terpilih menjadi Paus akan langsung tinggal di Vatikan. Pelantikan akan dilakukan beberapa hari sesudah terpilih,” ungkap Pastor Johanis Mangkey MSC.
Pantauan BeritaManado.com pada Konklaf hari kedua melalui siaran di Vatikan News, asap yang keluar dari cerobong di Kapel Sistina masih berwarna hitam.
“Itu artinya belum ada Paus yang terpilih. Maka proses selanjutnya yaitu masih akan melakukan pemilihan dengan cara yang sama yaitu melalui pemungutan suara, dimana para Kardinal akan menuliskan nama yang akan dipilih sebagai Paus yang baru,” ujar Pastor Johanis Mangkey.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dari 133 peserta Konklaf, seorang Kardinal yang dipilih harus mendapatkan dukungan dua pertiga suara atau sekitar 89 suara.
Jika angka tersebut belum tercapai, maka pemilihan akan terus berjalan dengan cara yang sama sampai mendapatkan satu nama yang mencapai angka jumlah suara sebagaimana dimaksud.
(Frangki Wullur)