Manado – Di hari lingkungan hidup sedunia yang jatuh pada hari ini Selasa, (5/6) dan hari anti tambang (29/5) dimanfaatkan ratusan pendemo dari berbagai organisasi pencinta lingkungan yang mengatasnamakan AMMALTA, WALHI Sulut, YSN MINAESA, KNTI Sulut, KOFFAS, LP2S, AMAB Kalasey, Forum Selamatkan Pulau Bangka di kantor Gubernur Sulut. Masa tersebut mendesak pemerintah Provinsi bersama aparat penegak hukum untuk menutup semua penambangan illegal di Sulut baik korporasi maupun PETI.
Selain itu para demonstran juga mendesak agar aparat membongkar serta mengusut mafia tata ruang di Sulut dan menghentikan reklamasi di Teluk Manado. Demonstran juga mendesak pemerintah menghentikan pencemaran teluk Manado dan mewajibkan pengoprasian IPAL diseluruh pesisir Teluk Manado serta menertibkan galian C.
“Pemprov paling bertanggungjawab mereka (perusahaan tambang) mengambil 300 kg emas setiap hari, dari dulu kami menolak perusahaan tambang, apa yg terjadi nelayan tidak lagi mendapat ikan. Nelayan jadi miskin yang kaya adalah perusahaan dan oknum-oknum tertentu,” ujar seorang orator bernama Yul Takaliuhang dari Yayasan Suara Nurani.
Para pendemo yang memaksa masuk ruangan kantor Gubernur meminta minimal Sekretaris Provinsi untuk menerima aspirasi mereka. Para pendemo berharap aspirasi mereka dapat direalisasi oleh pemerintah lewat Gubernur dan apabilah tidak direalisasi mereka mendesak akan datang lagi dengan massa yang lebih besar, sampai berita ini diturunkan demo masi berlangsung dan rencananya akan dilanjutkan di kantor Dewan Provinsi. (jrp)