Manado – Pentingnya posisi Indonesia yang sangat diperhitungkan sebagai produsen potensial komoditi perkebunan di pasar internasional. Sekalipun begitu, harus disadari bahwa jika dibandingkan dengan negara produsen lainnya seperti Malaysia dan Thailand, produktivitas perkebunan Indonesia masih tergolong rendah. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Dr. Djouhari Kansil, Jumat (3/2) dalam sosialisasi teknis pelaksanaan program kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2012 dan evaluasi pembangunan perkebunan masyarakat di Sulawesi Utara.
“Diakui, secara kuantitatif perluasan perkebunan secara nasional termasuk di Sulut terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tetapi tentunya hal ini belum cukup bagi kita untuk berbangga jika dibandingkan dengan sejuta potensi yang kita miliki,” ujar Kansil
.
Di samping itu, lanjut Kansil, dinamika global patut pula menjadi perhatian bersama sehingga pemantapan pembangunan sektor perkebunan skala nasional perlu terus ditingkatkan agar tercipta optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. “Penting juga bagi kita untuk mengevaluasi capaian pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengukur sejauh mana peran aktifnya, keterlibatan dan manfaat bagi rakyat,” katanya.
Kansil juga menekankan pentingnya hal tersebut mengingat Sulut telah bertekad untuk fokus dalam program revitalisasi pertanian dan perkebunan sebagai bagian akselerasi pencapaian millenium development goals (MDG’S) serta four track strategies yakni pro growth, job, poor, and environment. Dalam acara sosialisasi tersebut, juga hadir Direktur Perlindungan Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. Nurowo Paridjo, MM, dan Kepala Dinas Perkebunan Sulut. (*)
Manado – Pentingnya posisi Indonesia yang sangat diperhitungkan sebagai produsen potensial komoditi perkebunan di pasar internasional. Sekalipun begitu, harus disadari bahwa jika dibandingkan dengan negara produsen lainnya seperti Malaysia dan Thailand, produktivitas perkebunan Indonesia masih tergolong rendah. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Sulawesi Utara Dr. Djouhari Kansil, Jumat (3/2) dalam sosialisasi teknis pelaksanaan program kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2012 dan evaluasi pembangunan perkebunan masyarakat di Sulawesi Utara.
“Diakui, secara kuantitatif perluasan perkebunan secara nasional termasuk di Sulut terus mengalami peningkatan setiap tahun. Tetapi tentunya hal ini belum cukup bagi kita untuk berbangga jika dibandingkan dengan sejuta potensi yang kita miliki,” ujar Kansil
.
Di samping itu, lanjut Kansil, dinamika global patut pula menjadi perhatian bersama sehingga pemantapan pembangunan sektor perkebunan skala nasional perlu terus ditingkatkan agar tercipta optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. “Penting juga bagi kita untuk mengevaluasi capaian pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengukur sejauh mana peran aktifnya, keterlibatan dan manfaat bagi rakyat,” katanya.
Kansil juga menekankan pentingnya hal tersebut mengingat Sulut telah bertekad untuk fokus dalam program revitalisasi pertanian dan perkebunan sebagai bagian akselerasi pencapaian millenium development goals (MDG’S) serta four track strategies yakni pro growth, job, poor, and environment. Dalam acara sosialisasi tersebut, juga hadir Direktur Perlindungan Tanaman Perkebunan Kementerian Pertanian Ir. Nurowo Paridjo, MM, dan Kepala Dinas Perkebunan Sulut. (*)