Saya mengenal Drs Jantje Wowiling Sajouw MSi sekitar tahun 1997-an, ketika ditempatkan sebagai wartawan Manado Post sekaligus Kepala Biro Minahasa.
Saat itu JWS –begitu dia akrab disapa ketika menjadi Wakil Bupati dan Bupati Minahasa — terpilih sebagai anggota DPRD Minahasa dan menjadi Ketua Komisi C.
JWS ketika itu adalah Sekretaris DPD II Partai Golkar Minahasa mendampingi Drs Stefanus Vreeke Runtu (SVR) yang terpilih Ketua setelah melalui persaingan yang sangat alot dengan lawannya ketika itu Jefferson Soleman Montesque Rumajar SE.
Sejak duduk sebagai wakil rakyat, JWS concern dengan kepentingan masyarakat, terutama untuk rekan-rekan guru, walaupun dalam Tupoksi itu bagian dari Komisi E, mungkin karena JWS lahir dari seorang Guru di SMA Elfatah Manado.
JWS juga bersama sesama anggota DPRD Minahasa Jefferson Rumajar, Bupati Minahasa Drs Dolfie Tanor dan Kepala PDAM Minahasa Paul Tirajoh menjajaki kerja sama dengan WMD Belanda bersama PDAM Manado dan Bitung. Tapi yang terealisasi hanya Manado.
JWS juga salah satu politisi yang ‘murah’ mendapatkan informasi –mungkin karena waktu hanya Manado Post koran yang eksis terbit rutin setiap hari–. Bahkan dia tidak segan-segan memanggil atau menelepon saya untuk menyampaikan sesuatu yang layak diberitakan.
Singkat kata, perjalanan karir politik suami tercinta dari Encik Olga Singkoh ini beralih ke birokrasi ketika SVR terpilih sebagai Bupati dengan pasangan wakil Bupati Rull Kuron pada 2003-2008 mengalahkan Drs Dolfie Tanor dalam pemilihan terakhir di DPRD, karena setelah itu pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat.
Karena latar belakangnya sebagai guru dan concern berjuang untuk kepentingan para ‘Oemar Bakrie’ JWS akhirnya rela melepas statusnya sebagai wakil rakyat dan menyandang jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa.
Saat menjalankan tugas sebagai anggota DPRD dan Kadis Pendidikan, JWS tak melupakan tanggung jawabnya melayani Tuhan baik di jemaat, wilayah sampai di tingkat sinode.
Hubungan kami semakin akrab ketika JWS terpilih sebagai salah satu wakil ketua Komisi Pemuda Sinode GMIM yang ketua terpilih Ir Marhanny Victor Pua.
Saat itu saya Ketua Komisi Pemuda/Remaja PP KGPM. Komitmen pelayanan JWS semakin besar ketika terpilih menjadi Ketua Komisi Remaja Sinode GMIM dengan Sekretarisnya Meksi Sahensolar.
Pengaruhnya sebagai Ketua Komisi Remaja memuluskan jalannya mendampingi SVR untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Minahasa.
SVR dan JWS menjadi pasangan yang sangat kuat sehingga terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Minahasa periode 2003-2008 mengalahkan pasangan Roy Octavian Roring (sekarang Bupati Minahasa) dan Steven OC Kandouw (sekarang Wagub Sulut 2 periode).
Tapi tidak selamanya perjalanan plitiknya mulus, JWS tersandung kasus korupsi yang membuat jabatannya sebagai Wakil Bupati dinonaktifkan. Tapi, JWS akhirnya dinyatakan tidak bersalah oleh Mahkamah Agung dan jabatannya sebagai Wabup Minahasa diaktifkan kembali.
Kerukunan beragama
Di masa itu, JWS semakin banyak waktu bersama-sama dengan kami Pemuda Lintas Agama berdiskusi tentang kerukunan beragama. Dan akhirnya kami sepakat membentuk salah satu forum yang dinamakan Forum Pemuda Lintas Agama yang disingkat Pelita Sulut dengan teman-teman antara lain Mahmud Lihawa, Mohammad Nur Bangkang, Pdt Haezar Sumual, Harold Pratasik dan lain-lain.
Salah satu kegiatan monumental yang kami lakukan adalah saat Manado dilanda banjir bandang dengan kawasan yang paling parah di kawasan Manado Utara, JWS dengan sumbangan pribadinya memberikan peralata dapur seperti kompor dan makanan yang disalurkan oleh Pelita Sulut.
Tidak sampai di situ, gerak bersama kami mendapat dukungan baik Pemerintah Provinsi waktu itu Gubernur SH Sarundajang dan Kapolda Brigjen Pol Carlo Tewu.
Dalam upaya menjaga stabilitas daerah dengan mengangkat isu Sulut Aman dan Nyaman, akhir dibuatlah Relawan Pemuda Lintas Agama dengan nama Relawan Sulut Nyaman (RSN) dengan JWS sebagai Ketua dan saya Sekretaris.
Kapolda Sulut Carlo Tewuh sangat mendukung gerakan ini sehingga RSN bisa dibentuk di seluruh kota dan kabupaten. Bahkan sempat dilaksanakan apel bersama di Lapangan Sario Manado yang dihadiri puluhan ribu pemuda lintas agama yang difasilitasi oleh unit Bimas di seluruh Polsek se Sulut.
Dampak ketika itu, angka kriminalitas di Sulut turun drastis, teman-teman pemuda lintas agama dengan spontan menyampaikan jika ada kegiatan keagamaan yang berbau SARA pasti dilaporkan.
Apalagi ketika itu isu teroris yang masuk ke Sulut serta ledakan bom sempat meresahkan masyarakat.
Komitmen JWS untuk gerak bersama menjadi pelopor kerukunan terus dilakukan sampai dia menjadi Bupati Minahasa bersama Ivan Sarundajang sebagai Wakil Bupati 2008-2013.
Dan ketika JWS Bupati, dia bersedia menjadi Ketua Panitia Festival Christmas Komisi Remaja Sinode Am Gereja-gereja di Sulawesi bagian Utara dan Tengah (SAG Sulutteng) dimana saya ada Ketua Komisi Remaja dan Meksi Sahensolar sebagai Sekretaris.
Dan untuk pertama kali dilaksanakan lomba Paduan Suara dan Idol Remaja yang dilaksanakan di auditorium Mantos 2.
Meski sudah tidak terpilih menjadi bupati, kami masih berkomunikasi bahkan ada saat-saat tertentu bertemu di Mantos –JWS memang lebih nyaman mengajak ketemuan di Mantos– bahkan ketika berjuang menjadi anggota DPR-RI.
Komunikasi terakhir ketika JWS selesai berobat di Penang Malaysia. Sejak itu kami hanya berkomunikasi melalui Medsos di akun FB.
Sampai terakhir, kami hanya meliihat postingan rekan wartawan senior Pnt Jackried Kanselir Maluenseng menjengguk JWS di RS dan memposting di FB.
Dan meski kami tahu JWS menahan sakit, dia selalu tersenyum. Selamat Jalan Sahabat. Berita kepergianmu mengalahkan kemeriahan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022.
Engkau telah mengakhiri pertandingan dengan baik di dunia. Engkau telah memelihara iman sampai akhir hidupmu.
Kepada Keluarga Besar Sajouw Singkoh, kiranya diberikan penghiburan yang sejati. Amin.
Kawangkoan, 10 November 2022
Penulis: Tenni Assa