Amurang—Satu hingga dua minggu menjelang pesta Pengucapan Syukur (PS) Minahasa Selatan, aksi dogger mulai marak di Amurang dan sekitarnya. Pasalnya, pencurian anjing dengan menggunakan potas banyak dilaporkan di Buyungon, Ranoiapo dan Kawangkoan Bawah.
‘’Ya, aksi dogger bukan baru kali ini terjadi. Tetapi, disaat pesta seperti pengucapan syukur, natal dan tahun baru sekali pun tetap ada yang melakukan dogger. Sayangnya, pengamanan atau pos kamling yang ada di desa-desa tak jelas apakah ada,’’ tanya Alexander Dailapasa, warga Desa Sapa ini.
Menurut om Ande-demikian sapaannya bahwa dogger yang hasilnya dijual dipasar-pasar. Memang, anjingnya sudah dalam keadan mati bahkan dipotong-potong. Pun demikian, mereka menjual dengan banting harga.
‘’Kenapa banyak penjual daging anjing dengan harga dibawah standar. Lantaran, anjingnya tidak dibeli. Melainkan dicuri dengan menggunakan potas. Tetapi, hal diatas memberikan keuntungan sendiri bagi penjual dan pencuri tersebut,’’ jelas Dailapasa.
Lain lagi dikatakan Jimmy Agustinus, warga Kilometer Tiga-Amurang, bahwa aksi pencurian anjing (dogger, red) setiap hari-hari gereja seperti pengucapan syukur jelas ada. ‘’Mereka menggunakan mobil dan satu buah kendaraan roda dua. Maksudnya, roda dua (motor) masuk keluar desa dan melepas potas di jalan-jalan. Aksi diatas pun banyak anjing-anjing yang menciumnya langsung memakan. Akibatnya, anjing tersebut meninggal. Sementara itu, kendaraan serta motor masuk dan mengangkat sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 Wita,’’ jelas Agustinus.
Sayannya, baik warga maupun pemerintah tak saling mendukung melakukan ronda malam. Khusus di desa kami, setiap malam ada-ada saja yang terjadi. ‘’Maka dari itu, harus ada pengamanan dan ronda malam. Namun, pemerintah juga harus menopangnya,’’ ungkapnya. (and)