
Manado – Tahun politik di Indonesia berlangsung di tengah isu pelemahan ekonomi sejak 2013. Tantangan yang harus dihadapi Indonesia mencakup isu perlambatan ekonomi, kekeringan likuiditas karena defisit neraca perdagangan yang terdorong besarnya impor minyak untuk memenuhi konsumsi bahan bakar minyak bersubisidi, dan korupsi yang masih merajalela.
Yang perlu menjadi pertimbangan dalam memilih pemimpin adalah rekam jejak dan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Kedua hal itu,sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Demikian penyampaian Ketua Umum Pelopor Angkatan Muda Indonesia (PAMI), Noldy Pratasis kepada beritamanado.
“Banyak calon mencari muka agar bisa populer menjelang Pemilihan Umum 2014.permasalahan gas elpiji yang langka dan harga mahal Isu ini dimanfaatkan untuk pencitraan para politisi dan. Pertamina yang akhirnya menjadi korban,” ujar Pratasis.
Namun, yang terjadi, pemerintah saat itu tidak memberi solusi agar kerugian bisa ditekan. “Yang terjadi justru pemerintah minta agar kenaikan harganya ditunda. Ini kan menyalahi aturan karena BUMN dilarang rugi dalam menjalankan bisnisnya dan masih banyak figur caleg yang sudah kadaluarsa tidak punya rasa malu yang masih mau membawa aspirasi rakyat padahal sampai saat ini hanya tong kosong , mereka hanya berbuat karena ada kepentingan untuk mengambil hati rakyat .
Hal ini mudah dijumpai di kalangan Politisi daerah dan nasional yang mewakili sulut yang sampai saat ini tidak punya bukti tapi hanya janji,politsi sulut Yang sampai saat ini sudah mempunyai bukti salah satu contoh Olly Dondokambey dan Yasti hasil karaya nyata mereka sudah dibuktikan secara tidak langsung mereka mampu bekerja untuk rakyat lewat tangan pemerintah yang ada di sulut. (risat)