
Bitung, BeritaManado.com – Anggota DPRD Kota Bitung, Nabsar Badoa berharap dugaan praktek pembayaran dobol aset tidak kembali terulang di pemerintahan Maurits Mantiri-Hengky Honandar.
Nabsar mengatakan, dugaan dobol pembayaran aset cukup hanya terjadi di era sebelumnya dan jangan itu kembali terulang.
“Ini jelas merugikan masyarakat karena APBD kembali dibebankan membayar aset yang diduga sudah pernah dibeli sebelumnya dan ini jangan terulang kembali,” kata Nabsar, Minggu (25/04/2021).
Kader PKPI ini mencontohkan aset Pemkot yang diduga kembali dibayar adalah lahan Stadion Duasudara sebesar Rp10.2 miliar dengan cara dicicil.
Pembayaran pertama sebesar Rp5.1 miliar sudah direalisasikan tahun 2020 dan pembayaran kedua direncanakan tahun ini sebesar Rp5.1 miliar.
Lebih ironi lagi kata Nabsar, Pemkot tidak tahu persis lahan sebelah mana di Stadion Duasudara yang diklaim belum masuk sebagai aset hingga harus kembali dibayar.
“Dalam rapat dengar pendapat, saya tanyakan ke Sekda dijawab tidak tau, Kepala Bagian Keuangan hingga Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga mereka semua mengaku tidak tau,” katanya.
Untuk itu, dirinya berharap Maurits-Hengky kembali melakukan pendataan terhadap aset-aset Pemkot jangan sampai praktek dobol pembayaran aset kembali terulang.
Terkait permasalahan aset Pemkot, mantan pejabat Pemkot Bitung, Ramoy Markus Luntungan menyatakan ada sejumlah aset Pemkot Bitung yang statusnya kini beralih menjadi milik pribadi.
Salah satunya kata Ramoy, lahan Stadion Duasudara yang sudah dilunasi dengan cara menyicil oleh Pemkot di tahun 80an tapi kini malah diklaim milik pribadi.
“Ada juga aset Leony di Wangurer, informasinya sudah berpindah tangan setelah dijual serta aset-aset lainnya yang statusnya sengaja dikaburkan,” katanya.
Ramoy sendiri mendesak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bitung, Maurits-Hengky menseriusi aset-aset Pemkot dengan kembali melakukan inventaris jangan sampai disalah gunakan.
“Harus didata satu persatu, jangan sampai kasus Lahan Stadion Duasudara dan Leony kembali terulang,” katanya.
(abinenobm)