Manado, BeritaManado.com — Sulawesi Utara (Sulut) bagian dari integral Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang mampu mewujudkan semangat kemerdekaan melalui program kerja kesejahteraan rakyat, sebagaimana harapan Bung Karno saat memproklamirkan Indonesia menjadi bangsa merdeka.
Penegasan itu disampaikan Ketua JAM Sulut Hebat, Josua Liow, dalam sesi dialog terkait pemaparan refleksi Trisakti Bung Karno, dalam implementasi politik, ekonomi pembangunan dan sosial kemasyarakatan di Sulut, Senin (15/8/2022).
Sejujurnya, kata Josua Liow, Sulut memasuki babak baru di era kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Steven Kandouw.
Kata Josua, dengan tangan dingin Olly – Steven, harapan Bung Karno telah diwujudkan di Sulut melalui cita-cita publik nyiur melambai.
“Itu kita bisa lihat langsung, seperti stabilitas politik termasuk hidup rukun, aman dan nyaman yang dinikmati masyarakat. Begitu pula dengan sektor pembangunan dan ekonomi selalu terjaga dengan baik, mulai dari ketersediaan pangan hingga daya beli warga,” terang Josua.
Lanjut Josua, meski di tengah pandemi dan krisis ekonomi, Sulut mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekalipun banyak dana- dana direcofusing.
Josua menegaskan, Olly – Steven sudah pada jalur Trisakti Bung Karno.
Ia mencontohkan progam ‘desa merdeka’, pendidikan dasar yang didukung pemberian makan tambahan bagi balita dan sekolah PAUD, fasilitas ekonomi melalui bundes, pemasangan lampu, sarana pra sarana jalan dan transportasi rakyat hingga transformasi digital.
Sementara di bidang sosial budaya, karakter masyarakat Sulut menjadi cerminan nasional dengan kerukunannya dan hidup harmoni.
Meski begitu, Josua menyebut ada tantangan yang diingatkan Bung Karno dalam menjaga keutuhan negara dan bangsa khususnya dalam perspektif geopolitik.
Dan itu, lanjut Josua, mesti diperhatikan warga Sulut.
Pertama, beber Josua, perihal tantangan konsolidasi demokrasi dalam membagun pemerintahan aspiratif sebagaimana tuntutan publik.
Menurutnya, hal itu menjadi kunci utama dalam menjaga dinamika politik, tentunya dengan menjunjung tinggi nilai demokrasi dan hak asasi manusia serta keterbukaan informasi publik.
Berikut, pembangunan ekonomi yang mengedepankan pembangunan masyarakat.
“Karakter budaya mapalus dan toleransi dengan semangat Pancasila sebagai pandangan hidup wajib terjaga dan terpelihara,” pesannya.
Josua mengingatkan agar isu politik identitas, ketimpangan ekonomi, persoalan tenaga kerja, gaya hidup pragmatis, derasnya berita hoaks serta krisis kepercayaan wajib diwaspadai warga Sulut terlebih memasuki tahun politik 2024.
Sementara Tabitha Tinangon, berharap pemerintahan Olly – Steven tetap memperhatikan kaum marginal yang tidak memiliki pendapatan tetap.
Begitu pula masalah stunting dan anak putus sekolah serta penciptaan lapangan kerja.
“Ancaman angkatan kerja dari luar daerah perlu diperhatikan dengan mengutamakan warga ber KTP Sulut sebagai tenaga kerja. Pun rekruitmen TNI/Polri dan sekolah kedinasan yang diharapkan melirik lebih banyak putra daerah,” harap Tabitha.
Nabila Mokodompit, mendorong Olly – Steven berjuang menjadikan Pelabuhan Bitung pusat eksport-import di Indonesia Timur.
Begitu juga, kata Nabila, masalah lumbung pangan dan pusat agroforestry serta kawasan peternakan rakyat.
Selanjutnya, Alexa Kaligis, berkeinginan agar komitmen Olly – Steven memacu percepatan pembangunan melalui ekosistem inovasi meliputi industri perikanan, pariwisata dan kesehatan.
Dan Stevanus Kawete, menginginkan adanya rumah layak huni bagi masyarakat miskin, lahan bagi petani dan perhatian bagi warga Manado yang bermukim di area padat penduduk.
Prinsipnya, JAM Sulut Hebat yakin Olly-Steven membuat Sulut lebih maju dan sejahtera dengan modal kepemimpinan adalah teladan.
“Selamat HUT ke-77 RI, semoga Sulut maju dan tambah hebat,” ujar Josua Liow, menutup dialog.
(Alfrits Semen)