Airmadidi – Pijakan melangkah, melalui organisasi membawa perubahan bidang kesenian, hinggaa daerah ini lebih dikenal di kancah nasional maupun internasioanl.
“Karna itu marilah kita perkuat dasar kesenian. Kita tingkatkan, agar kesenian lebih dihargai, diminati, mendapat hati di daerah lain maupun di negara lain,” kata Bupati Singal usai melantik pengurus dewan kesenian Minut, Senin (15/9/2014)
Sebagai warga suku di tonsea ini, supaya ada khas daerah boleh ditampilkan. “Kita angkat budaya. Karena budaya adalah keberadaan kita, hidup disuatu daerah, hidup di suatu planet ini, untuk menampilkan rahmat Tuhan,” ujar Bupati Singal
Dicontohkannya, musik kolintang. Kolintang musik seni dari Minahasa, tapi lebih khsusus tentunya Minut. “Hal ini jadi kebanggan kita sekalian. Banyak pelatih, anak-anak kita disini hebat bermain, banyak juga pemerhati kolintang,” kata Bupati Singal.
Selain musik kolintang, itu ada tarian-tarian, dewan kesenian Minut harus angkat juga tarian lili loyor. “Ini penting kita angkat. Di Kaasar ada, di Karegesan ada, juga Talawaan. Kita juga kembangkan di desa adat. Ada dua desa adat, Matungkas dan Sawangan. Kembangkan juga disana, karna desa adat si musti tau adat,” jelas Bupati Singal.
Upaya dari Pemkab Minut, semua sekolah, gereja harus ada kolintang, “Toh, kalo Masjid membutuhkan, kita juga adakan. Karna ini bagian seni. Seni kita orang-orang Minahasa Utara.
Ketua Umum Dewan Kesenian Minut yang baru dilantik, Ny Altje Singal Polii SH mengaku bersyukur boleh dilantik, dengan adanya dewan kesenian sebagai wadah, komunitas seni. “Kiranya kita boleh bermitra dengan pemkab. Optimalkan pengembangan seni budaya yang ada di daerah Minut, terutama meunjang program sentuhg budaya,” ujar Ny Altje Polii
Istri tercinta dari Bupati Sompie Singal ini juga, mengakui, pihak dewan kesenian juga boleh menggali potensi budaya yang terpendam dan perlu penanganan serius. Aset budaya patut dikenal dan dimaknai dari generasi ke generasi, agar dapat tercipta Kabupaten Minahasa Utara yang berbudaya.
Anggota DPRD Minut ini, juga mengungkapkan, di era globaliasa sangat rentan akan pergaulan, informasi terbuka yang dapat di akses anak-anak melalui internet, yang tak menutup kemungkinan masuknya budaya luar yang bertentangan dengan budaya Minut, sehingga bisa mempengaruhi budaya Minut itu sendiri.
Kepercayaan yang diberikan pada dirinya selaku ketua umum dewan kesenian Minut, bersama seluurh pengurus, Ny Altje Polii berharap dewan kesenian tetap komitmen akan kecintaan terhadap budaya dan kesenian Minut.
“Memang budaya seni itu banyak macamnya, ada seni suara, seni tari dan seni tradisional lainnya yang harus kita kembangkan. Di Minut ditetapkan juga desa-desa adat, kita gali potensi-potensi budaya adat desa di Minut, terlebih di desa-desa yang ada di ninut,” ujar Ny Altje Polii
Penggalian potensi budaya ada di desa, agar supaya dalam tahun kunjungan wisata di tahun 2015, sudah ada potensi-potensi budaya yang dewan kesenian bisa berikan, kembangkan, hingga tak lagi perlu cari musik tradisional bambu klarinet di Minahasa, tapi di Minut juga sudah punya.
“Saya harap melalui pelantikan, sebagai pengurus dewan kesenian, potensi yang ada di kembangkan supaya tak perlu lagi pada iven-iven, Pemda atau yang ada di Minut, kita mengadop atau menyewa akan kesenian-kesenia yang ada di kabupaten lain, hingga kita sudah tersedia secara langsung,” jelas Ny Altje Polii
Ditambahkannya, agar selalu meningkatkan kualias, kuantitas, dukungan sesama pengurus demi kelangsungan dewan kesenian Minut. Lima tahun pengurusan, bukan hanya performa, tapi langsung action, melalui pengurus-pengurus yang ada.
Begitu juga yang diharapakan dari dewan terhadap pemkab sebagai mitra kerja, dapat terjalin demi kemajuan dan kejayaan Minut. “Melalui dewan kesenian pemkab bisa memfasilitasi pembangunan gedung kesenian atau gedung lainnya melalui SKPD terkait agar kebudayaan seni budaya di Minut lebih maju lagi. Ijinkan kami bekerja, dengan menahkodai wadah ini. Mari bersama membangun Minut, demi kemajuan rakyat dan bangsa Indonesia,” tandas Ny Altje Polii.
Syerly Adelyn Sompotan selaku Ketua Harian Dewan Kesenian Minut juga mengatakan dalam kesempatan itu, patut menjadi catatan sejarah, khususnya bagi komunitas seni budaya di daerah Minut, atas bimbingan, arahan pihak Pemkab Minut, sehingga dewan kesenian telah resmi terbentuk.
“Sebagai instansi seni dan pelaku pelestarian budaya, kami bangga. Sebagai insan seni kami sangat dihargai. Dibawah Bupati Sompie Singal, Dewan Kesenian akan melaksanakan tugas, diantaranya mendukung program sentuh budaya dan menunjang visi Minut daerah tujuan wisata,” jelas wanita berkulit putih itu.
Istri dari Terkelin Purba,Presdir PT MSM/TTN ini, berkeinginan memajukan dan melestarikan kebudayaan di Minut. Menurutnya, saat ini sudah banyak tarian temporer seperti poco-poco dan chaka-chaka yang justru bukan seni Minut.
“Disini kita dibentuk untuk melestarikan budaya-budaya asli yang ada di Minut. Kami buat wadah untuk masyarakat. Tari-tari lainnya, Tumetenden, empat wayer dan lainnya kita akan kembangkan lagi,” ujar politisi Parta Golkar itu.
Secara pribadi, Syerly Sompotan pun merasa tertarik akan tantangan untuk memajukan, melestarikan kebudayaan Minut dengan terbentuknya dewan kesenian, “Itu salah satu tujuan, tantangan bagi saya memajukan kebudayaan Minut,” tandas Syerly Sompotan.
Sementara itu, dari laporan Dewan Kesenian Minut, rencana kerja, terlibat dalam Festival Klabat tentang pemilihan Utu Keke Minut 2014. Direncanakan juga saat HUT 50 Provinsi Sulut pada upacara nanti, dewan kesenian Minut akan menampilkan seni dalam bentuk fragmen sekitar 10 menit, menampilkan tokoh atau sosok pahlawan Minut, Maria Walanda Maramis.
Rencana selanjutnya mengadakan kegiatan dengan membentuk tim kesenian khsusus, maengket dan tumetenden. (robintanauma)