
Manado, BeritaManado.com — Akibat dari pemenuhan target dan perampingan sistem teknologi dengan mengurangi platform inti, maka berdampak pada pada pemutusan kerja karyawan.
Dilansir dari Suara.com jaringan BeritaManado.com badai pemutusan hubungan kerja (PHK) makin meluas.
Hal ini menyusul Westpac Banking Corp yang berencana untuk memangkas lebih dari 1.500 pekerjaan.
Keputusan ini guna memenuhi target pengurangan biaya dan menyederhanakan operasinya yang membengkak.
Diketahui, Westpac, adalah sebuah perusahan jasa finansial multinasional dan menjadi bank terbesar di Australia.
PHK Westpac merupakan bagian dari program UNITE 2023, yang bertujuan untuk merampingkan sistem teknologi dengan mengurangi platform inti.
Perusahaan tersebut, dalam tanggapan melalui email mengatakan bahwa mereka secara teratur menyesuaikan tenaga kerjanya berdasarkan perubahan prioritas investasi, tetapi tidak mengonfirmasi jumlah pekerjaan yang dipangkas.
“Sementara kami terus berinvestasi pada bankir tambahan dan peran yang berhadapan langsung dengan pelanggan, program dan inisiatif lain mungkin memerlukan lebih sedikit sumber daya,” kata Westpac dilansir Reuters, Kamis (22/5/2025).
Selain itu, program ini bakal memodernisasi infrastruktur, dan menurunkan biaya operasional dan pemeliharaan jangka Panjang.
Adapun, Westpac mempekerjakan 35.240 orang di seluruh dunia, per 30 September 2024.
Sementara itu, Serikat Pekerja Sektor Keuangan (FSU) menyampaikan kekhawatirannya pada hari Rabu atas laporan-laporan ini, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah menghubungi Westpac untuk meminta penjelasan sembari menyerukan agar rencana pemutusan hubungan kerja dibatalkan dan pembicaraan segera diadakan.
“Anggota kami telah bekerja keras untuk menghasilkan keuntungan besar bagi Westpac selama bertahun-tahun, mereka layak diberi penghargaan dan tidak harus kehilangan pekerjaan mereka demi penghematan biaya dan keuntungan yang lebih besar lagi,” kata serikat pekerja tersebut.
Sebagai informasi, Westpac adalah sebuah perusahaan jasa keuangan multinasional dan bank terbesar di Australia (menurut kapitalisasi pasar) setelah mengambil alih St.George Bank, dan menjadi bank terbesar kedua di Selandia Baru. Nama Westpac adalah singkatan dari “Western Pacific”.
Sementara itu, pemberi pinjaman hipotek nomor 2 Australia Westpac melaporkan laba semester pertama gagal memenuhi ekspektasi pada hari Senin karena margin berkontraksi, dan memperingatkan perubahan kebijakan perdagangan global yang mengguncang pasar dan dapat meningkatkan biaya pendanaan, sehingga menyebabkan sahamnya turun 3%.
“Ketidakpastian geopolitik merupakan risiko utama yang tertinggi dalam jangka waktu yang sangat lama,” kata Anthony Miller, yang mengambil alih jabatan kepala eksekutif pada bulan Desember.
Selain itu, Westpac membukukan penurunan laba bersih sebesar 1 persen untuk enam bulan yang berakhir Maret menjadi 2,14 miliar dolar AS yang gagal mencapai estimasi konsensus Visible Alpha sebesar 3,43 miliar dolar Australia.
Kenaikan 6 persen dalam biaya operasional bank karena investasi dalam teknologi dan program penyederhanaan UNITE mengimbangi pertumbuhan volume pinjaman rumah, bisnis, dan institusi.
Margin bunga bersih (NIM) Westpac – perbedaan antara bunga yang diperoleh dari pinjaman dan yang dibayarkan untuk simpanan – turun satu basis poin dari tahun lalu menjadi 1,88 persen.
Margin bunga bersih intinya berada di angka 1,80 persen menyempit tiga basis poin karena spread pinjaman semakin ketat di pasar hipotek yang sangat kompetitif dan karena nasabah beralih ke rekening tabungan dengan margin lebih rendah.
Saham bank tersebut awalnya turun 3,8 persen dan turun 2,7 persen hingga pukul 01.04 GMT, lebih rendah dari penurunan 0,4 persen di pasar yang lebih luas.
“Sementara manajemen mengalihkan pertumbuhan pinjaman ke bisnis dan kelembagaan, tantangannya tampaknya berasal dari pendanaan pertumbuhan tersebut dalam lingkungan yang kompetitif,” kata analis di Citi dalam sebuah catatan.
“Kami memperkirakan pasar akan mempertanyakan keberlanjutan pertumbuhan ini, terutama karena pemotongan suku bunga menghadirkan beban tambahan dan portofolio replikasi bertemu di titik tertentu, mengurangi daya ungkit utama pendukung NIM,” tambahnya.
(Erdysep Dirangga)