• Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Info IKLAN
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
POLDA Sulut POLDA Sulut POLDA Sulut
Home Agama dan Pendidikan

Ini Benang Merah Peristiwa Merah Putih dan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa

by Franky Wullur
Selasa, 14 Februari 2023, 21:18 pm
in Agama dan Pendidikan, Minahasa
  • 28shares
Apel Merah Putih di Monumen Lapian Taulu Kawangkoan

Kawangkoan, BeritaManado.com — Peristiwa Merah-Putih yang terjadi pada 14 Februari 2023 di Manado memiliki benang merah dengan eksistensi Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), khususnya pemuda.

Lalu apa hubungan antara Peristiwa Merah-Putih dan Pemuda KGPM?

Salah satu tokoh KGPM Sidang Sentrum Kawangkoan Pnt Tenni Assa kepada BeritaManado.com, Selasa (14/2/2023) memberikan sedikit catatan.

BERITA TERKAIT:

Adriana Dondokambey Pimpin Rapat Perdana Panitia Festival Seni Anak KGPM

Andrih Makasihidi Lantik Pengurus Kemah KGPM Periode Pelayanan 2023-2025, Ini Daftarnya

Tenni Assa menuturkan bahwa pada 14 Februari 1946 silam, Tentara KNIL Minahasa yang dipimpin Charlis Choezi Taulu dan SD Wuisan berhasil merebut kekuasaan Pemerintah NICA (Pemerintahan Sipil Belanda).

Pengambilalihan kekuasaan tersebut ditandai dengan dikuasainya Tangsi Militer Belanda di Teling (Tangsi Putih), dimana pasukan dipimpin langsung oleh Mambi Runrukahu, sebab Ch Cj Taulu dan SD Wuisan keburut ditangkap pada 13 Februari 1946.

Setelah berhasil menguasai Tangsi Putih dan membebaskan Ch Ch Taulu dan SD Wuisan serta rekan-rekan pejuang lainnya, Mambi Runtukahu kemudian menyerahkan kepemimpin kepada Ch Ch Taulu.

Taulu kemudian memerintahkan untuk menangkap Komandan Garnisun Kapten Bloom, Letnan Verwayen dan Lettu Carlier No Korompis serta Wim Kereh juga ditugaskan ke Tomohon dan Tondano untuk memimpin penangkapan terhadap Komandan KNIL/NICA di Tomohon Overste BP de Vries dan menguasai Markas Polisi Belanda di Tondano.

Dengan ditangkapnya para petinggi Belanda ini, kekuasaan sepenuhnya berada ditangan para pejuang.

Bahkan pada 15 Februari 1946 setelah gagal melakukan perundingan dengan Belanda Ch Ch Taulu yang adalah pemimpin tertinggi mengeluarkan Maklumat No 1 yang salah satunya menyatakan membentuk Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara (TRISU).

Besoknya juga 16 Februari 1946, dikeluarkan Maklumat No 2 yang mengangkat BW Lapian menjadi Kepala pemerintahan Sipil di Sulawesi Utara.

Dengan demikian di Sulut saat itu dipimpin oleh BW Lapian untuk menjalankan pemerintahan dan Letkol Ch Ch Taulu di kalangan militer sebagai Komandan TRISU.

Sejak itulah kekuasaan dijalankan oleh putra-putri terbaik Sulut sampai pada 11 Maret 1946.

“Setelah terjadi penghianatan di kalangan militer yang memihak Belanda dan menangkap Ch Ch Taulu, SD Wuisan, BW Lapian serta pasukan lainnya di Kapal Perang Belanda Piet Hein dengan alasan akan mengadakan perundingan.

Itu berarti bendera Merah-Putih berkibar di Bumi Nyiur Melambai selama 25 hari.

Lalu bagaimana kaitannya dengan Pemuda KGPM?

Bagi KGPM, peristiwa heroik Merah Putih ini tidak bisa dipisahkan, karena BW Lapian ketika itu adalah Ketua Umum Pucuk Pimpinan KGPM bersama SD Wuisan.

Begitu mengetahui bahwa Sulut sudah dikuasai bangsa sendiri, seluruh jemaat KGPM yang memang telah lebih dahulu menyatakan keluar dari Gereja Belanda (Indische Kerk) bahu-membahu membantu para anggota TRISU yang merebut tempat militer Belanda yang berada di Minahasa Selatan, Wangurer Bitung juga yang di Tondano.

Belum lagi menjaga keamanan di daerah masing-masing sebagaimana instruksi yang diterima.

Anggota jemaat yang paling banyak bergabung di lapangan adalah para pemuda.

Dasar inilah yang kemudian pada Rapat Kerja Pemuda KGPM tahun 1990-an di Sidang Anugerah Tonsewer, sepakat menegaskan kembali 14 Februari sebagai Hari Pemuda KGPM setelah mendengar kajian ilmiah (seminar) dari ahli sejarah Drs Fendy EW Parengkuan (dosen sejarah di Fakultas Sastra sekarang FIS Unsrat dari istri dari SD Wuisan Ibu M Wuisan Tangkilisan.

Sejak itulah setiap 14 Februari, Pemuda KGPM merayakan hari Pemuda dengan salah satu agenda kegiatan melakukan Napak Tilas Merah Putih dari Desa Wakan Minsel tempat KGPM diproklamasikan keluar dari Indische Kerk dan finis di Manado.

(Frangki Wullur)




Berita Terpopuler

  • Richard Sualang Lantik 5 Pejabat Pemerintah Kota Manado
  • Erwin Kontu Tegaskan Surat Edaran Pemerintah Kota Manado, Hormati Hari Besar Keagamaan
  • Khouni Rawung Muncul di Musyawarah PMI Bitung, Maurits Mantiri: Tidak Boleh Saling Tunjuk
  • Pengganti Antar Waktu anggota DPRD Sulut Ikut dalam Gladi Bersih
  • Fakta Baru Mulai Terungkap di Persidangan Kasus Dugaan Kriminalisasi Pendeta GMIM
  • DPRD Sulut Siapkan Pelantikan Pengganti Antar Waktu Partai GOLKAR dan PDIP
  • Mantan Jenderal Nyeberang ke Arena Politik, Ruben Saerang: Belum Tentu Menang
  • Dianggarkan Rp11,5 Miliar, Balai Jalan Segera Percantik Jembatan Soekarno
  • Timsel Tetapkan 10 Besar Calon Anggota KPU Sulut Periode 2023-2028

Berita Terbaru

  • IOF Bitung Jajal Alam Batuputih dan Berbagi dengan Warga   Sabtu, 25 Maret 2023, 22:24
  • Ini Dia 10 Hal Positif yang Bisa Kamu Lakukan di Pantai Pulisan Likupang Sabtu, 25 Maret 2023, 21:33
  • OJK Terbitkan Aturan Baru, Ini 7 Poin Substansi Penguatan POJK 3/2023 Sabtu, 25 Maret 2023, 20:44
  • Bea Cukai, Institusi yang Dibekukan Soeharto Karena Korupsi dan Pungli Sabtu, 25 Maret 2023, 20:17
  • Meyke Lavarence Resmi Dilantik, Raski Mokodompit Harapkan Kinerja yang Maksimal Sabtu, 25 Maret 2023, 18:21
  • Lapor KKJ, AJI Manado Yakin Kematian Riyo Noor Bukan Kasus Lakalantas Biasa Sabtu, 25 Maret 2023, 18:07
  • Rektor Berty Sompie Hadiri APEC EWG dan Sepakati MoU dengan Universitas Asing Sabtu, 25 Maret 2023, 18:07
  • Jurani Rurubua Soroti Profesionalisme Tim Seleksi KPU Sabtu, 25 Maret 2023, 17:40
  • Maurits Mantiri Ajak Keroyokan Atasi Penyakit Masyarakat di Bitung Sabtu, 25 Maret 2023, 15:35
  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 28shares
Tags: BW Lapianch ch taulukgpmperistiwa merah putih

Kategori

Ads

  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Info IKLAN
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita

© 2008-2023 PT. Berita Manado Communication. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Kota Bitung
  • Kota Tomohon
  • Minahasa
  • Minsel
  • Minut
  • Mitra
  • Agama dan Pendidikan
  • Bisnis dan Ekonomi
  • COVID19
  • Sangihe, Talaud, Sitaro
  • Bolmong Raya
  • Kota Kotamobagu
  • Boltim
  • Ragam
  • Berita Terpopuler
  • Indeks Berita

© 2008-2023 PT. Berita Manado Communication. All rights reserved.