Tompaso – Persepsi sebagian kalangan masyarakat Minahasa bahkan Indonesia yang menganggap Manguni sebagai burung hantu, terbantahkan oleh kesaksian Irjen Pol Benny J Mamoto kepada BeritaManado.com, Senin (6/2/2017) kemarin.
Pencinta sekaligus pegiat budaya Minahasa ini menceritakan apa yang diketahuinya tentang persepsi burung hantu yang dibacanya dalam sebuah buku.
Ceritanya bermula di sebuah lokasi pekuburan salah satu negara di Eropa. Ada sepasang kekasih jalan berduaan melntas kawasan pekuburan. Tiba-tiba melintaslah burung manguni di depan mereka tanpa mengeluarkan bunyi kepakan sayap.
Spontan keduanya berteriak, hantu! Dari situlah awal mula sebagian kalangan masyarakat dunia mengenal Manguni dengan sebutan burung hantu. Persepsi tersebut dari tahun ke tahun semakin kuat, seiring dilibatkannya burung manguni dalam beberapa film horor.
“Itu yang saya baca dalam sebuah buku. Jika dihubungkan dengan Minahasa yang menggunakan burung Manguni sebagai pembawa pesan dan bahkan lambang daerah, tentu ada alasan dibalik itu. Burung Manguni oleh para leluhur digunakan sebagai media untuk membaca tanda-tanda alam. Ada sukacita dan sebaliknya bisa diketahui dari burung istimewa itu,” tutur Mamoto. (frangkiwullur)