Bitung – Seorang pedagang Pasar Girian, Hjh Tutina (55) mengangis dihadapan Asisten I, Fabian Kaloh. Ia mengaku terharu menyaksikan kios yang digunakan puluhan tahun berjualan ikan kering bersama suaminya mulai dibongkar.
“Puluhan tahun pak kami mencari nafkah di kios itu dan sekarang harus dibongkar,” katanya sambil mengusap air matanya.
Ibu Tutina lebih sedih lagi karena di Pasar Pinasungkulan Sagerat hanya mendapatkan lapak bukan kios.
“Bagaimana dengan barang dagangan. Mau ditaruh dimana sedangkan kami hanya mendapatkan lapak,” katanya tersedu.
Ia sendiri berharap Kaloh dapat memperhatikan apa yang dialaminya. Karena dengan pindah ke Pasar Pinasungkulan berarti harus memulai dari awal.
“Kalau di Pasar Girian dalam sehari bisa mendapatkan keuntungan mencapai Rp10 juta,” katanya.
Kaloh sendiri mencoba menenangkan Ibu Tutina dan meminta bersabar.
“Ke depannya Pemkot akan manambah jumlah kios dan yang diprioritaskan adalah pedagang seperti Ibu Tutina,” kata Kaloh.
Kaloh meminta Ibu Tutina bersabar menempati lokasi yang diberikan saat ini sambil menunggu proses penambahan kios. Bahkan dia memanggil pihak Dinas Pasar untuk bertemu langsung dengan Ibu Tutina agar kelak saat kios di Pasar Pinasungkulan sudah selesai bisa mendapatkan tempat.(enk)