Amurang – Meski target eksport Hortikultura Modoinding, Minahasa Selatan (Minsel) sudah tercapai. Tapi, kali ini Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Minsel mulai berbenah bersaing pangsa pasar luar negeri yang lebih mengutamakan sayur dan buah bebas dari pestisida dan bahan kimia lainya.
“Ya, merebut pangsa pasar sebagai motivasi tersendiri. Tapi bagi kami yang terpenting sayur dan buah sehat dikonsumsi. Karena bule itu tak melihat harga murah melainkan sehat tidaknya makanan yang dikonsumsi, termasuk sayur dan buah,” ujar Kepala Distanak Minsel Decky Keintjem, melalui Kabid Holtikultura Augus Sumajow, Kamis (12/11/2015).
Lanjut dia menjelaskan bahwa, jangan kita semata memikirkan produk kita di eksport, tapi harus diimbangi dengan memikirkan kesehatan produk yang kita jual, termasuk sayur-sayuran dan buah-buahan.
“Jadi kita secara perlahan harus mengubah orientasi berpikir kita yakni bukan hanya sediakan sekedar produk kita terjuan saja. Melainkan, secara perlahan menanamkan pentingnya kesehatan produk yang kita akan jual. Karena pepatah kesehatan itu mahal harus diutamakan,” ungkapnya.
Nah, untuk membanahinya diakuinya perlu secara perlahan, karena mengubah kebiasaan memang sulit. Untuk itu dimulai metode budidaya diantaranya tahapan mulai penyiapan benih, pengolahan lahan sampai pada pemeliharaan lahan harus sesuai Standard Operasional prosedur (SOP).
Sumajow menjelaskan, pihaknya juga akan lebih instens menyampaikan kepada kelompok-kelompok tani perlu meminimilaisir penggunakan pesetisida dan bahan-bahan kimia lainya secara berlebihan. “Karena kandungan Residu kimia tinggi dalam produk Hortikultura sayur dan buah-buahan dilihat dari segi kesehatan tak aman di kunsumsi dan segi pemasaran tidak akan diterima sebagai komoditi export, jika dibawah ISO. Meski Indonesia sudah memiliki SNI.
“Jadi jika kita benar-benar memikirkan produk pertanian kita sebut saja sayur dan buah tembus eksport, berarti penggunaan pestisidan dan bahan-bahan kimia harus sesuai dengan takaran atau SOP,” sebutnya.
Ia menambahkan, kini pihaknya berupaya agar petani bisa mengerti dan mempraktekan tata cara budi daya yang baik dan benar atau Good Aglicultural Pratices (GAP) harus ditanamkan bagi petani itu sendiri,” paparnya. (sanlylendongan)
Amurang – Meski target eksport Hortikultura Modoinding, Minahasa Selatan (Minsel) sudah tercapai. Tapi, kali ini Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Minsel mulai berbenah bersaing pangsa pasar luar negeri yang lebih mengutamakan sayur dan buah bebas dari pestisida dan bahan kimia lainya.
“Ya, merebut pangsa pasar sebagai motivasi tersendiri. Tapi bagi kami yang terpenting sayur dan buah sehat dikonsumsi. Karena bule itu tak melihat harga murah melainkan sehat tidaknya makanan yang dikonsumsi, termasuk sayur dan buah,” ujar Kepala Distanak Minsel Decky Keintjem, melalui Kabid Holtikultura Augus Sumajow, Kamis (12/11/2015).
Lanjut dia menjelaskan bahwa, jangan kita semata memikirkan produk kita di eksport, tapi harus diimbangi dengan memikirkan kesehatan produk yang kita jual, termasuk sayur-sayuran dan buah-buahan.
“Jadi kita secara perlahan harus mengubah orientasi berpikir kita yakni bukan hanya sediakan sekedar produk kita terjuan saja. Melainkan, secara perlahan menanamkan pentingnya kesehatan produk yang kita akan jual. Karena pepatah kesehatan itu mahal harus diutamakan,” ungkapnya.
Nah, untuk membanahinya diakuinya perlu secara perlahan, karena mengubah kebiasaan memang sulit. Untuk itu dimulai metode budidaya diantaranya tahapan mulai penyiapan benih, pengolahan lahan sampai pada pemeliharaan lahan harus sesuai Standard Operasional prosedur (SOP).
Sumajow menjelaskan, pihaknya juga akan lebih instens menyampaikan kepada kelompok-kelompok tani perlu meminimilaisir penggunakan pesetisida dan bahan-bahan kimia lainya secara berlebihan. “Karena kandungan Residu kimia tinggi dalam produk Hortikultura sayur dan buah-buahan dilihat dari segi kesehatan tak aman di kunsumsi dan segi pemasaran tidak akan diterima sebagai komoditi export, jika dibawah ISO. Meski Indonesia sudah memiliki SNI.
“Jadi jika kita benar-benar memikirkan produk pertanian kita sebut saja sayur dan buah tembus eksport, berarti penggunaan pestisidan dan bahan-bahan kimia harus sesuai dengan takaran atau SOP,” sebutnya.
Ia menambahkan, kini pihaknya berupaya agar petani bisa mengerti dan mempraktekan tata cara budi daya yang baik dan benar atau Good Aglicultural Pratices (GAP) harus ditanamkan bagi petani itu sendiri,” paparnya. (sanlylendongan)