MANADO – Calon Walikota Manado, Hanny Joost Pajouw (HJP) menyatakan tekadnya untuk mengembalikan pamor Kota Manado sebagai pusat pendidikan dan pusat rujukan kesehatan di kawasan timur Indonesia.
“Mari lihat sejarah, Manado dulu adalah pusat pendidikan dan kesehatan di Indonesia Timur,” kata HJP dalam serangkaian kampanye di Kecamatan Singkil dan Mapanget yang berakhir Kamis (29/10/2015), kemarin.
Sampai dengan Jumat kemarin, HJP dan TORAng berhasil menyelesaikan jadwal kampanye terbatas di 64 titik tanpa henti. Setiap kali kampanye kedua tokoh muda potensial ini, ditunggu dan dieluk-elukan massa yang memadati semua bangsal kampanye. Setiap hari, HJP dan Tonny harus tampil di tiga lokasi berorasi dan menemui warga pendukung.
Hanny Joost Pajouw mengatakan, sampai tahun 1980-an Manado menjadi daerah tujuan pendidikan generasi muda dari sejumlah daerah. Orang Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Orang Papua datang menimba ilmu di Manado. Banyak sekolah-sekolah tua di Manado, “Konglomerat Pak Ciputra, dari Sulawesi Tengah datang belajar di SMA Donbosco Manado,” kata HJP member contoh.
Dulu banyak asrama mahasiswa di Manado yang kuliah di IKIP Negeri Manado dan Unsrat. Ada asrama Mahasiswa Luwuk, Toli-Toli, Donggala, Gorontalo, Ternate, Maluku, dan Papua. Hal itu membuktikan Manado adalah pusat pendidikan di Indonesia Timur.
“Tetapi sekarang keadaan sudah berbalik, banyak anak muda dari Manado memilih kuliah di luar Manado,” kata Hanny.
Dia pun mengungkap sedikit sejarah kehadiran lembaga-lembaga pendidikan di Manado baik pendidikan menengah, kejuruan, dan perguruan tinggi, tetapi beberapa diantaranya yang dikelolah swasta hilang dan tidak berkembang. Akademi Pelayaran, Akademi Publisistik (STIKOM), Akademi Koperasi di Manado kini tidak lagi terdengar. “Kita perlu mendorong lahirnya kembali lembaga-lembaga pendidikan baru di Manado. Mari kembalikan pamor Manado sebagai pusat pendidikan,” katanya.
Selain sebagai pusat pendidikan, Kota Manado juga dapat menjadi pusat kesehatan untuk sejumlah provinsi di Indonesia Timur. Sumber daya manusia sektor kesehatan di Manado cukup tersedia. Di Manado ada Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, kita punya akademi-akademi kesehatan. Kota Manado juga sekarang memiliki Rumah Sakit Umum Pusat dan belasan rumah sakit umum pemerintah dan swasta. “Tetapi kita masih memerlukan tambahan rumah sakit terutama di wilayah utara Manado,” kata HJP.
Menurutnya, pemerintah Kota Manado ke depan perlu melakukan upaya terobosan untuk mendorong dan memfasilitasi pembangunan dunia pendidikan di Kota Manado. Sebab, sektor pendidikan akan menjadi penentu pertumbuhan dan pembangunan Kota Manado. Selain itu, sektor pendidikan yang maju juga akan menghasilkan sumberdaya manusia yang berdaya saing.(ads)
MANADO – Calon Walikota Manado, Hanny Joost Pajouw (HJP) menyatakan tekadnya untuk mengembalikan pamor Kota Manado sebagai pusat pendidikan dan pusat rujukan kesehatan di kawasan timur Indonesia.
“Mari lihat sejarah, Manado dulu adalah pusat pendidikan dan kesehatan di Indonesia Timur,” kata HJP dalam serangkaian kampanye di Kecamatan Singkil dan Mapanget yang berakhir Kamis (29/10/2015), kemarin.
Sampai dengan Jumat kemarin, HJP dan TORAng berhasil menyelesaikan jadwal kampanye terbatas di 64 titik tanpa henti. Setiap kali kampanye kedua tokoh muda potensial ini, ditunggu dan dieluk-elukan massa yang memadati semua bangsal kampanye. Setiap hari, HJP dan Tonny harus tampil di tiga lokasi berorasi dan menemui warga pendukung.
Hanny Joost Pajouw mengatakan, sampai tahun 1980-an Manado menjadi daerah tujuan pendidikan generasi muda dari sejumlah daerah. Orang Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Orang Papua datang menimba ilmu di Manado. Banyak sekolah-sekolah tua di Manado, “Konglomerat Pak Ciputra, dari Sulawesi Tengah datang belajar di SMA Donbosco Manado,” kata HJP member contoh.
Dulu banyak asrama mahasiswa di Manado yang kuliah di IKIP Negeri Manado dan Unsrat. Ada asrama Mahasiswa Luwuk, Toli-Toli, Donggala, Gorontalo, Ternate, Maluku, dan Papua. Hal itu membuktikan Manado adalah pusat pendidikan di Indonesia Timur.
“Tetapi sekarang keadaan sudah berbalik, banyak anak muda dari Manado memilih kuliah di luar Manado,” kata Hanny.
Dia pun mengungkap sedikit sejarah kehadiran lembaga-lembaga pendidikan di Manado baik pendidikan menengah, kejuruan, dan perguruan tinggi, tetapi beberapa diantaranya yang dikelolah swasta hilang dan tidak berkembang. Akademi Pelayaran, Akademi Publisistik (STIKOM), Akademi Koperasi di Manado kini tidak lagi terdengar. “Kita perlu mendorong lahirnya kembali lembaga-lembaga pendidikan baru di Manado. Mari kembalikan pamor Manado sebagai pusat pendidikan,” katanya.
Selain sebagai pusat pendidikan, Kota Manado juga dapat menjadi pusat kesehatan untuk sejumlah provinsi di Indonesia Timur. Sumber daya manusia sektor kesehatan di Manado cukup tersedia. Di Manado ada Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, kita punya akademi-akademi kesehatan. Kota Manado juga sekarang memiliki Rumah Sakit Umum Pusat dan belasan rumah sakit umum pemerintah dan swasta. “Tetapi kita masih memerlukan tambahan rumah sakit terutama di wilayah utara Manado,” kata HJP.
Menurutnya, pemerintah Kota Manado ke depan perlu melakukan upaya terobosan untuk mendorong dan memfasilitasi pembangunan dunia pendidikan di Kota Manado. Sebab, sektor pendidikan akan menjadi penentu pertumbuhan dan pembangunan Kota Manado. Selain itu, sektor pendidikan yang maju juga akan menghasilkan sumberdaya manusia yang berdaya saing.(ads)