Harga Kopra Makin Anjlok
Amurang – Anjloknya harga kopra hingga ke level terendah membuat petani kelapa Sulut terpukul. Bukan hanya itu, problem petani yang terus dililit ongkos kerja hingga ke pola pemotongan persen yang sangat tidak fair oleh pedagang kopra membuat posisi petani kelapa memang semakin terpojok.
Karena itu, ketua Asosiasi Petani Kelapa Sulut (APEKSU), George Umpel meminta pemerintah untuk segera turun tangan dalam rangka meringankan kondisi petani.
Memang dirinya sepenuhnya menyadari bahwa masalah harga bukanlah sepenuhnya urusan pemerintah karena harga yang ditetapkan adalah harga pasar yang mengikuti pasar kopra dunia.
Namun dengan permodalan, informasi dan sistem resi gudang setidaknya bisa menyelamatkan komoditas utama Sulawesi Utara. Hal yang sama juga diakui oleh Sandra Rondonuwu (Saron). Mantan Sekretaris HKTI Minahasa Selatan yang kini aktif di LSM, Komunitas Berdiri Sejajar (KBS), mengingatkan agar jangan sampai komoditas yang menjadi simbol Sulawesi Utara dengan nyiur melambai ini akan menjadi kenangan sejarah saja.
Saron menilai, masalah harga kopra adalah masalah serius karena bersentuhan dengan keseluruhan masalah ekonomi sosial dan bahkan budaya rakyat Minahasa khususnya dan Sulut pada umumnya. Menurutnya, rakyat Minahasa harus bersatu, pertama dengan melakukan penolakan terhadap produk minyak sawit serta mendorong untuk mengkonsumsi minyak kelapa dalam hasil petani dan masyarakat Minahasa.
“Mari torang torang pake minyak kelapa dalam buatan masyarakat dan petani, dan menolak minyak goreng sawit,”ujar aktivis yang dikenal sebagai pelaku sejarah reformasi 98 ini.
Rondonuwu juga menghimbau kepada pemerintah untuk membantu mekanisasi alat-alat produksi pertanian termasuk produksi minyak goreng yang bisa dikelolah oleh usaha kecil dan koperasi. Saron juga mengajak agar penggunakan minyak goreng lokal dengan teknologi yang kini bisa memperpanjang daya tahan untuk mendorong tingkat produktivitas petani sekaligus meningkatkan penghasilan para petani. Dengan upaya tersebut petani bisa memutus rantai produksi yang panjang yang lebih menguntungkan para tengkulak, pemborong kelapa dan mafia kopra.
“Dengan adanya permintaan minyak goreng lokal yang tinggi secara bersamaan kita harapkan harga kelapa dan kopra juga akan terdongkrak naik,” harap aktivis yang akrab dengan sapaan Saron yang juga petinggi PDIP Sulut ini. (**)