Manado – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kota Manado meminta agar Kapolresta Manado AKBP Suprayitno untuk di copot dari jabatannya.
Pasalnya, Kapolresta Manado tidak mampu menjaga keamanan saat demo GMKI yang berujung ricuh. Bahkan, adanya dugaan oknum polisi yang merupakan anak buah Kapolresta yang melakukan penganiayaan saat demo GMKI.
Ketua GMKI Manado Hizkia Sembel berujar, untuk Kapolresta Manado, dirinya sudah menyampaikan statement ke Kapolda Sulut, bahwa Kapolresta Manado harus dicopot dari jabatannya sebagai Kapolresta Manado.
“Karena beliau baru saja beberapa bulan menjabat sebagai Kapolresta, namun sudah terjadi pertumpahan darah di Kota Manado,” tegas Hizkia usai bertemu Kapolda Sulut, Kamis, (2/6/2016).
Menurut Sembel, Kapolresta Manado tidak pantas memimpin Kota Manado yang punya budaya yang baik, agama yang baik dan pluralisme yang baik.
“Kedepannya, jikalau dia masih ingin menjabat sebagai Kapolresta, bisa saja suatu saat akan terjadi lagi pertumpahan darah yang lebih besar di Kota Manado,” ujar Hizkia.
“Kami akan terus mengawal dan mengevaluasi apa yang sudah disampaikan ke Kapolda. Jika ini tidak berjalan dengan baik, maka kami akan turun dengan aksi yang lebih besar, dan itu sudah disampaikan ke Kapolda Sulut,” tambahnya.
Sementara itu, Kapolda Sulut Brigjen Pol Wilmar Marpaung menegaskan bahwa, pihak Polda Sulut dan Polresta Manado akan introspeksi.
“Diharapkan juga GMKI bisa introspeksi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak inginkan. Mengenai kejadian kemarin di kantor DPRD Kota Manado, kita akan tegas untuk mengungkap siapa yang salah baik dari anggota kepolisian yang bertingkah laku arogan, akan ditindak. begitu juga dengan mahasiswa, jika ditemukan bahwa ada salah satu anggota yang melakukan pengrusakan, akan dilakukan proses hukum. Akan tetapi, itu ada proses pemeriksaan saksi-saksi dan pembuktian-pembuktian,” ungkap Kapolda Marpaung. (rickypapalangi)