BITUNG—Kendati dijadwakan selesai awal Desember 2011, namun proses pembangunan gedung Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSUD Manembo-nembo Kota Bitung belum juga tuntas. Padahal proses pembangunan tersebut dimulai dari bulan September 2011 lalu, namun kini belum juga rampung 100 persen.
“Memang proses penyelesaian gedung ICCU sedikit mengalami keterlambatan dari jadwal karena ada berbagai kendala dari kontraktor,” kata Direktur RSUD Manembo-nembo Kota Bitung, dr Jeanette Watuna.
Watuna sendiri menjelaskan, pembangunan gedung ICCU tersebut melalui proses tender, dimana proses pekerjaannya dilakukan selama 90 hari sesuai ketentuan. Dimana dana pembangunan bersumber dari dana hibah APBN sebesar Rp15 miliar yang dugunakan untuk pengadaan alat sebesar Rp11 miliaran, Instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL) sebesar Rp2 miliaran, pembangunan gedung ICCU dan laboratorium sebesar Rp600 juta.
“Kita berharap dalam waktu dekat ini kontraktor sudah bisa menuntaskan pembangunan, mengingat peralatan yang akan digunakan di ICCU sudah tersedia dan fungsinya sudah sangat dibutuhkan bagi pasien yang menderita penyakit tertentu dengan penanganan intensif,” jelasnya.
Sementara itu, ditemui ditempat terpisah, kontraktor pembangunan gedung ICCU RSUD Manembo-nembo, Jack Sumanti berjanji bakal menyelesaikan pekerjaan dalam waktu 2 minggu ini. Mengingat pekerjaan sudah diperkirakan 90 persen dan pihaknya tinggal melakukan perapihan dan penambahan bangunan yang dianggap kurang.
“Kami terkendala cuaca, mengingat minggu ini curah hujan cukup tinggi, ditambah lagi ketersediaan material seperti semen, ubin, besi dan almunium yang diperuntukan pada atap mengalami keterlambatan,” kata Sumanti.
Keterlambatan meterial ini sendiri menurutnya dikarenakan dalam beberapa hari ini aktifitas bongkar muat dan pengiriman di Pelabuhan Kota Bitung mengalami kendala. Mengingat para sopir dan buruh melakukan aksi mogok, sehingga sejumlah material yang diperlukan untuk menyelesaikan gedung ICCU belum juga diantarkan.
“Saya sudah mendatangi sejumlah toko bangunan di Kota Bitung mencari bahan-bahan yang diperlukan, namun semuanya mengaku kosong dan barang masih tertahan di pelabuhan,” katanya.(en)