Manado — Tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia kembali diajak untuk mengenang peristiwa yang sangat monumental ketika founding fathers, Bung Karno, menggali ideologi bangsa dalam rapat pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), tanggal 29 Mey – 1 Juni 1945. 1 Juni pertama kali ditetapkan sebagai hari lahir Pancasila pada tahun 1947.
“Pancasila adalah anugerah yang tak ternilai harganya bagi Keluarga Besar Bangsa Indonesia. Jiwa dan semangat Pancasila adalah refleksi dari keluhuran dan keagungan peradaban masyarakat Indonesia, Pancasila adalah identitas bangsa Indonesia,” kata Sekretaris Umum Pucuk Pimpinan KGPM Gbl. Francky Londa, S.Th., MA, kepada Beritamanado.com, Jumat (1/6/2018).
Dijelaskannya, harus diakui bahwa kesadaran hakiki ini sering terkontaminasi dan tergerus oleh berbagai fenomena yang nyata-nyata merongrong Pancasila. Karena itu, penyadaran hidup ber-Pancasila itu menjadi sangat penting untuk direaktualisasi dan direvitalisasi dalam konteks kekinian Indonesia. Ini adalah PR besar semua anak bangsa tanpa kecuali.
“Dari sisi iman Kristiani, Indonesia berdiri sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, itu adalah kehendak Tuhan Sang Khalik semesta alam. Dengan demikian Pancasila adalah kekayaan istimewa yang dianugerahkan Tuhan bagi bangsa ini, oleh karena itu harus kita jaga dan pertahankan dengan totalitas kekuatan serta kemampuan bangsa kita,” ujar Francky Londa.
Eksistensi Indonesia kini dan ke depan ditentukan oleh soliditas Pancasila itu sendiri.
“Umat Kristen bersama semua kekuatan moral spiritual agama-agama di Indonesia terpanggil untuk bertanggungjawab menjaga dan mengamalkan Pancasila dalam segala dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara,” pungkas Francky Londa.
(Jones)