Oleh : N. Raymond Frans (Akademisi Pemerhati Pariwisata)
Pada beberapa minggu yang lalu, sebagian anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) telah melakukan lawatan ke luar negeri, yakni di negeri Belanda untuk menghadiri kegiatan Pasar Malam Indonesia (PMI) yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di sana. Selain anggota DPRD Sulut, ada juga beberapa Kepala Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulut menuju Belanda.
Lawatan tersebut, oleh Ketua Komisi II DPRD Sulut – Drs. Steven Kandouw dikatakan untuk mempromosikan berbagai potensi yang ada di Sulut sehingga lebih dikenal lagi di dunia internasional. Disamping itu, keikutsertaan mereka dalam rangka mengawasi serta memberikan masukan dan penilaian terhadap promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulut. Di Belanda ada sekitar 1,5 juta penduduk yang masih mempunyai hubungan dengan Sulut, sehingga memperkenalkan bumi nyiur lebih baik lagi kepada mereka akan sangat bermanfaat. Banyak peluang baru yang kami dapati disana. Jika ada satu persen saja dari para penduduk ini yang mau datang berkunjung ke Sulut, tentunya devisa yang dihasilkan akan sangat besar. Dengan kunjungan ini kita harapkan bersama bukan hanya sebagai sarana pelesir para wakil rakyat, namun juga dapat melakukan berbagai upaya guna memajukan Sulut (beritamanado.com, Jumat 22/04/2011).
Terlepas dari apa yang disampaikan tersebut diatas, sangat perlu pula dipertanyakan karena apa yang dicari dan dilakukan pada lawatan tersebut belum tentu dapat menjawab persoalan-persoalan pariwisata daerah Sulut yang sebenarnya.
Adanya indikasi bahwa lemahnya kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pariwisata dari mereka yang melakukan promosi tersebut telah dengan mudah menjastifikasi bahwa promosilah yang dianggap paling penting dalam memperkenalkan dan menarik minat para calon wisatawan untuk datang dan mengunjungi daerah Sulut.
Opini yang disampaikan oleh anggota DPRD Sulut itu belumlahlah terlalu benar karena masih ada banyak faktor penentu keberhasilan pariwisata daerah Sulut.
Apakah anggota DPRD Sulut telah melakukan pengidentifikasian awal berdasarkan pemahaman pariwisata tentang apa yang harus dipromosikan dan bagaimana cara serta strategi yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil promosi pariwisata yang maksimal ?
Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran pariwisata sehingga dalam kegiatan pariwisata, promosi tidak bisa berjalan sendiri dan terpisah dari indikator-indikator bauran pemasaran pariwisata yang lainnya.
Secara keseluruhan bauran promosi pariwisata mencakup produk (product), harga (price), promosi (promotion), sistem distribusi (place), kerjasama (partnership), pengemasan paket wisata (packaging), program kegiatan wisata (programming), penampilan objek subjek pariwisata (performance), dan sumber daya manusia (people).
Seluruh indikator bauran pemasaran pariwisata tersebut harus bersinergi dalam kegiatan pariwisata agar memperoleh hasil pemasaran pariwisata yang optimal.
Tindakan promosi harus berdasarkan pada analisis terhadap situasi dan permintaan pasar terkini. Ini berarti bahwa promosi yang dilakukan harus berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang segmentasi pasar pariwisata, bukan merupakan pendapat dan perasaan dari Pemerintah Provinsi Sulut dan anggota DPRD Sulut yang memandang perlu atau tidaknya diadakan promosi. Apa dasar pelaksanaan kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulut dan anggota DPRD Sulut tersebut ?
Mengingat promosi sangat penting dalam pemasaran pariwisata, maka penelitian tentang promosi pariwisata harus dilakukan secara berkelanjutan sebelum, selama, dan setelah promosi sehingga dapat dilihat efektivitas promosi yang telah dilakukan.
Hasil penelitian ini dipergunakan untuk menentukan target audensi atau calon wisatawan, mengetahui informasi-informasi pariwisata yang dibutuhkan oleh para wisatawan, dan mengevaluasi keberhasilan promosi yang sedang dilakukan, dan setelah selesai dilakukan.
Sudahkah Sulut memiliki tenaga-tenaga ahli yang handal untuk melakukan penelitian ini ? Sudahkah para ahli tersebut dilibatkan dalam pembangunan pariwisata daerah Sulut ?
Promosi pariwisata yang efektif, yaitu mencakup hal-hal seperti pengidentifikasian target calon wisatawan yang akan dicapai, pengidentifikasian tujuan komunikasi yang akan dicapai, formulasi bentuk pesan dan informasi pariwisata untuk mencapai tujuan, pilihan media untuk menyampaikan pesan dan informasi secara efektif kepada calon wisatawan yang dituju, alokasi anggaran untuk mencapai produksi dan penyampaian pesan, dan evaluasi mekanisme penjualan jasa dan produk-produk pariwisata.
Selama ini, belum terlihat adanya penanganan masalah dan mencari solusi permasalahan pariwisata daerah Sulut yang semata-mata untuk keberlanjutan pariwisata daerah Sulut sendiri.
Usaha-usaha yang dilakukan selama ini hanya terfokus untuk mendatangkan wisatawan dengan cara mengadakan event-event berskala internasional, sedangkan usaha-usaha pelestarian potensi pariwisata utama (keunikan budaya, keindahan alam, dan keramah tamahan masyarakat) yang dimiliki daerah Sulut nyaris tak tersentuh dan terkesan dibiarkan begitu saja.
Disamping itu, pada kenyataannya, belum ada usaha yang signifikan yang dilakukan pada indikator bauran pemasaran lainya yang merupakan idikator terpenting untuk keberlanjutan pariwisata daerah Sulut, seperti : memperbaiki dan melestarikan objek dan daya tarik wisata, penataan kawasan wisata, pendataan secara berkala fasilitas pariwisata (hotel, cottage, restoran, rumah makan, dan hiburan umum) dan pembinaan terhadap sumber daya manusia serta pengelola objek wisata.
Seharusnya DPRD Sulut mendorong agar Pemerintah Provinsi Sulut dapat bekerja dari tingkat bawah, yakni mulai dari penataan objek-objek wisata secara fisik agar keindahan dan kebersihannya terjamin sehingga nyaman untuk dikunjungi, memberikan pelatihan pengelolaan objek wisata agar siap dalam menerima kunjungan wisatawan, dan yang tak kalah pentingnya adalah promosi pariwisata. Sehingga tidak dikatakan bahwa pariwisata Sulut “Surga Telingaâ€.
Sebagaimanapun promosi pariwisata daerah Sulut ke luar negeri seperti di Belanda “dan Paris†yang dilakukan oleh DPRD Sulut itu, tidak akan mampu mendatangkan wisatawan ke daerah Sulut tanpa dibarengi dengan perubahan-perubahan dan penyelamatan serta penataan sumber daya alam dan budaya yang dijadikan daya tarik wisata, objek wisata dan kawasan wisata agar terlihat lebih menarik dan pengelolaanya lebih profesional sehingga mampu bersaing dengan destinasi-destinasi pariwisata lainnya di dunia,-