Manado – Ada hal menarik yang keluar dari mulut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat mengawali dialog di Ruangan CJ Rantung, Kantor Gubernur Sulut, Sabtu (13/5/2017) sore.
Kata Syalom disampaikan mengawali sambutannya itu. Padahal bagi sebagian orang terlebih kaum radikal kata syalom bahkan menjadi “tabuh”.
“Selamat siang menjelang sore, Syalom, Assalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu,” ujar Fahri Hamzah mengawali sambutannya.
Dalam sambutannya itu, dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas penerimaan yang baik di Kota Manado ini sampai di ruangan kantor gubernur bersama-sama untuk bertukar pikiran. Dia juga menyampaikan beberapa pandangannya terkait situasi saat ini.
“Komunikasi politik di Jakarta (pusat) menurut saya persoalan paling penting untuk dilakoni sekarang ini, karena bangsa kita terlalu besar, bangsa kita terlalu rumit, dan bangsa kita tidak mungkin disederhanakan, terlalu kompleks,” kata Fahri Hamzah mengawali sambutannya.
Menurut Fahri Hamzah, bangsa ini memerlukan angka yang besar tapi juga memerlukan hati yang lebar untuk dapat saling menerima dan mengenal kehadiran dari eksistensi.
Dia juga menyinggung soal sambutannya di Manado Sabtu (13/5/2017) meski ada pro dan kontra, namun menurutnya hal tersebut masih wajar dalam konteks demokrasi.
“Itulah yang saya rasakan ketika ada sebagian perbedaan kecil atau perbedaan pendapat, atau komunikasi yang kurang lancar saya melihat pak gubernur (Olly Dondokambey) dalam menyelesaikannya, menuntaskan komunikasi diantara kita, saya sebenarnya berharap bisa berdialog dengan (ormas) siapapun yang memiliki kecemasan atau perbedaan pendapat, karena tidak ada yang tidak dapat kita selesaikan,” jelas Fahri Hamzah dalam kunjungannya di ruang CJ Rantung kantor gubernur Sulut. (Rizath Polii)
Manado – Ada hal menarik yang keluar dari mulut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat mengawali dialog di Ruangan CJ Rantung, Kantor Gubernur Sulut, Sabtu (13/5/2017) sore.
Kata Syalom disampaikan mengawali sambutannya itu. Padahal bagi sebagian orang terlebih kaum radikal kata syalom bahkan menjadi “tabuh”.
“Selamat siang menjelang sore, Syalom, Assalaamualaikum wa rahmatullah wabarakatuhu,” ujar Fahri Hamzah mengawali sambutannya.
Dalam sambutannya itu, dia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas penerimaan yang baik di Kota Manado ini sampai di ruangan kantor gubernur bersama-sama untuk bertukar pikiran. Dia juga menyampaikan beberapa pandangannya terkait situasi saat ini.
“Komunikasi politik di Jakarta (pusat) menurut saya persoalan paling penting untuk dilakoni sekarang ini, karena bangsa kita terlalu besar, bangsa kita terlalu rumit, dan bangsa kita tidak mungkin disederhanakan, terlalu kompleks,” kata Fahri Hamzah mengawali sambutannya.
Menurut Fahri Hamzah, bangsa ini memerlukan angka yang besar tapi juga memerlukan hati yang lebar untuk dapat saling menerima dan mengenal kehadiran dari eksistensi.
Dia juga menyinggung soal sambutannya di Manado Sabtu (13/5/2017) meski ada pro dan kontra, namun menurutnya hal tersebut masih wajar dalam konteks demokrasi.
“Itulah yang saya rasakan ketika ada sebagian perbedaan kecil atau perbedaan pendapat, atau komunikasi yang kurang lancar saya melihat pak gubernur (Olly Dondokambey) dalam menyelesaikannya, menuntaskan komunikasi diantara kita, saya sebenarnya berharap bisa berdialog dengan (ormas) siapapun yang memiliki kecemasan atau perbedaan pendapat, karena tidak ada yang tidak dapat kita selesaikan,” jelas Fahri Hamzah dalam kunjungannya di ruang CJ Rantung kantor gubernur Sulut. (Rizath Polii)