Ratahan — Virus Corona atau COVID-19 benar-benar memberikan dampak yang luar biasa dalam kehidupan sosial masyarakat, bukan hanya nasional, bahkan hingga ke dunia internasional.
Pasca merebaknya COVID-19, dalam rangka pencegahan pemerintah pusat hingga ke daerah mengeluarkan sejumlah imbauan, diantaranya social distancing atau pembatasan sosial agar warga tetap berada di rumah dan menjauhi keramaian sehingga membantu memutus rantai penyebaran virus ini.
Hal ini jelas berdampak bagi kehidupan sosial masyarakat hingga tatanan beribadah bagi setiap agama dan kepercayaan yang ada di negara ini.
Lihat saja di Sulawesi Utara, seluruh pemimpin agama kompak setuju mendukung rencana tersebut dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan dan merubah tatanan ibadah dalam kurun waktu sekira dua Minggu ke depan, baik dengan melakukan streaming online hingga memanfaatkan pengeras suara agar warga dapat beribadah dari rumah.
Seperti terpantau di Jemaat GMIM Sentrum Dame Tosuraya Ratahan, dalam mendukung imbauan pemerintah, serta menindaklanjuti instruksi BPMS GMIM, melakukan ibadah dengan memanfaatkan pengeras suara.
“Sangat bersyukur kepada Tuhan karena hari ini seluruh 13 jemaat menjawab imbauan pemerintah dan BPMS GMIM agar dua Minggu ke depan, semua aktifitas di Gereja ditunda. Puji Tuhan Jemaat telah melaksanakan ibadah di rumah dengan dipandu oleh kadin yang sudah disiapkan di Gereja dengan mengambil bacaan dari Firman Tuhan Markus 14:32-42,” ungkap Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah Ratahan dan BPMJ Sentrum Dame Tosuraya. Pendeta (Pdt) Lenny Tangka Kolulun,MTh, Minggu (22/3/2020).
Dengan berbuat demikian menurutnya telah membantu pemerintah, sekaligus bersama dengan Gereja memutuskan mata rantai penyebaran Virus Corona.
“Saya percaya ini adalah bukti ungkapan iman dari seluruh jemaat, bukan hanya untuk menjawab ketaatan dan kesetiaan sebagai anggota jemaat, tapi juga sebagai warga. Kami berharap tindakan yang arif dan bijaksana ini sekaligus akan mencegah COVID-19 agar tidak meluas di wilayah Minahasa Tenggara secara khusus,” tandas Pdt.Lenny Tangka Kolulun.
Dirinya juga mengimbau agar ibadah bipra, kolom, dan semua yang mengumpulkan anggota jemaat dapat ditunda untuk sementara.
Dengan begitu apa yang diharapkan, yakni selamat sejahtera, hidup sehat, dan diberkati untuk menjadi berkat, dikatakannya bukan hanya menjadi dambaan, tapi sungguh akan menjadi kenyataan.
“Terima kasih untuk pemerintah, BPMS GMIM, dan lebih khusus 13 jemaat yang ada di wilayah Ratahan yang boleh melaksanakan imbauan ini,” pungkas Pdt.Lenny Tangka Kolulun.
(***/Jenly Wenur)