Manado – Dugaan Korupsi pengerjaan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, dituding menjadi salah faktor penyebab banjir di Manado. Tudingan tersebut dikatakan aktivis anti Korupsi Sulut, Berty Lumempouw.
“Banjir tersebut, juga tak terlepas dari dugaan Korupsi pada pengerjaan proyek revitalisasi DAS Tondano. Saya memiliki dokumen TTP proyek tersebut, proyek senilai Rp 58,2 Miliar ini sampai saat ini belum selesai pengerjaanya,” ujar Lumempouw kepada BeritaManado.com.
Pemilik proyek tersebut adalah Kementerian Pekerjaan Umum, Balai Wilayah Sungai Sulut. “Saya sedang melakukan investigasi bersama teman-teman LSM dari Tondano terhadap proyek tersebut. Dari pengamatan sementara masih soal keterlambatan, namun dari info yang didapat ada penyimpangan dalam pengadaan lahan,” kata Lumempouw.
Lanjutnya, investigasi khusus tentang proyek ini selain pembebasan lahannya, juga dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Proyek tersebut menggunakan dana APBN dan APBD. (risat)
Manado – Dugaan Korupsi pengerjaan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano, dituding menjadi salah faktor penyebab banjir di Manado. Tudingan tersebut dikatakan aktivis anti Korupsi Sulut, Berty Lumempouw.
“Banjir tersebut, juga tak terlepas dari dugaan Korupsi pada pengerjaan proyek revitalisasi DAS Tondano. Saya memiliki dokumen TTP proyek tersebut, proyek senilai Rp 58,2 Miliar ini sampai saat ini belum selesai pengerjaanya,” ujar Lumempouw kepada BeritaManado.com.
Pemilik proyek tersebut adalah Kementerian Pekerjaan Umum, Balai Wilayah Sungai Sulut. “Saya sedang melakukan investigasi bersama teman-teman LSM dari Tondano terhadap proyek tersebut. Dari pengamatan sementara masih soal keterlambatan, namun dari info yang didapat ada penyimpangan dalam pengadaan lahan,” kata Lumempouw.
Lanjutnya, investigasi khusus tentang proyek ini selain pembebasan lahannya, juga dengan spesifikasi teknis pekerjaan. Proyek tersebut menggunakan dana APBN dan APBD. (risat)