“Ricky Lintang Menguat”
MANADO – Anggota Komisi III DPRD Sulut, Eddyson Masengi, menyarankan sebaiknya dalam pergantian posisi Direktur Utama (Dirut) Bank Sulut (BS), berasal dari internal BS, kendati dalam hal ini Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki hak tertinggi dalam menentukan Dirut.
“Pemprov Sulut memiliki saham terbesar di BS, otomatis mereka harus menyelesaikan polemik yang kini terjadi di BS. Kendati demikian, masalah pergantian Dirut BS sebaiknya dipilih dari kalangan internal BS, sebab mereka juga layak diperhintungkan. Alasannya, selama ini Dirut BS diambil dari eksternal atau diluar BS, alangkah bijak dan tepat jika sekarang ini diberikan kesempatan kepada kalangan internal, sebab mereka juga pantas untuk diberikan kesempatan,” tutur Masengi sambil menyebut beberapa nama salah-satunya Ricky Lintang yang saat ini menjabat Direktur Umum.
Disisi lain dikatakan politisi Partai Golkar itu, pemerintah harus jeli menyikapi polemik di BS, sebab jika didiamkan maka akan berimbas pada pemerintah provinsi itu sendiri selaku pemegang saham terbesar.
“Jika RUPS benar akan dihelat 24 November 2011 mendatang, sangat positif. Karena saat ini kondisi BS sangat tidak harmonis, sehingga diperlukan adanya konsolidasi antara pemegang saham melalui RUPS. Dan harapan kami dalam RUPS nanti, bisa menjernihkan permasalahan yang terjadi di BS, apalagi jika ada pergantian Dirut BS harus benar-benar sesuai dengan kinerja, sehingga BS mendapat kepercayaan lagi dari masyarakat sebagai salah satu bank yang dapat dipercaya,” pungkasnya.
Terkait nama Ricky Lintang yang digadang-gadang menempati pos orang nomor satu di Torang pe Bank ini, mendapat dukungan kalangan pegawai Bank Sulut. Sosok Lintang dianggap figur yang sangat tegas dan berpengalaman, cocok menjadi suksesor Jeffry Wurangian.
“Kalu Pak Eki torang dukung. Selain sudah senior, beliau juga dikenal sangat disiplin dan tegas, terutama pada kasus-kasus berat seperti penggunaan uang nasabah, beliau sudah beberapa kali melakukan pemecatan karyawan. Ini bukti ketegasan beliau karena di bank itu paling peka yang namanya uang,” tutur beberapa pegawai Bank Sulut yang meminta nama mereka tidak ditulis. (jry)