
Bitung, BeritaManado.com – Tayangan kampanye tiga pasangan calon (Paslon) menggunakan video trone di depan Kantor Wali Kota Bitung tiba-tiba dihentikan, Kamis (19/11/2020).
Diduga tayangan itu dihentikan setelah diprotes sejumlah nitizen di media sosial, facebook karena dianggap lebih menguntungkan salah satu Paslon.
Sebagaimana tangkapan camera para netizen, Rabu (18/11/2020) malam di video trone milik Pemkot Bitung itu hanya menampilkan kegiatan kampanye berupa foto-foto dari Paslon tertentu.
Sementara dua paslon lainnya, hanya terpajang fleyer atau foto paslon serta tulisan program, visi dan misi.
Dalam video berdurasi 3 menit 45 detik, pertama menyangkan foto paslon nomor urut 1 dan bahan program visi dan misi hingga kegiatan-kegiatan kampanye terbatas dan blusukan.
Penayangan ini dituangkan dalam durasi 1 menit 15 detik.
Sementara giliran Paslon selanjutnya nomor urut 2 Victorine Lengkong-Gunawan Pontoh hanya ditampilkan foto Paslon, nomor urut logo partai, slogan Bitung Bangkit Bersinar dan lambang partai Golkar dan PAN.
Di tayangkan dengan durasi 1 menit 2 detik tanpa menayangkan foto-foto kegiatan kampanye terbatas dan blusukan di tengah masyarakat seperti Paslon sebelumnya.
Begitu juga dengan penayangan Paslon nomor urut 3, Maurits Mantiri-Hengky Honandar hanya slogam Sepakat Setia Kepada Rakyat, logo partai PDI Perjuangan, Perindo, Gerindra sebagai partai pengusul.
Kemudian nomor urut, nama paslon ditayangkan dalam waktu 1 menit 26 detik.
Penayangan kampanye menggunakan video trone yang dianggap hanya menguntungkan salah satu Paslon ditanggapi tim kampanye Paslon nomor urut 2 Victorine-Gunawan, Hasan Suga.
Menurutnya, tidakakan itu sangat tidak adil yang harusnya semua Paslon diberi ruang dan waktu yang sama.
“Harus sama jangan ada perbedaan. Apakah Paslon yang diberi ruang penayangan materi lebih banyak adalah seorang petahana,” kata Hasan.
Dia menyesalkan kejadian itu karena visi, misi dan program dari Paslon jagoannya tidak tersampaikan dengan baik di media video trone.
Mirisnya lagi kata dia, masyarakat yang rindu akan pemimpin membawa perubahan lewat programnya, tidak bisa melihat dengan maksimal karena waktu penayangan yang tidak sama.
Iapun mempertanyakan hal itu kepada penyelenggara pemilu yaitu KPU selaku pihak yang bertanggungjawab dengan penayangan materi kampanye, pemerintah selaku pemilik video trone serta Bawaslu yang hanya berpangku tangan tidak menganggap itu sebagai temuan pelanggaran.
“Hal ini sangat mencederai pembelajaran politik di Kota Bitung, dimana hanya menguntungkan dan beri ruang kepada calon tertentu dalam menyampaikan kegiatan selama kampanye dan tatap muka terbatas,” katanya.
Sementara itu, bendahara Tim Kampanye Paslon Maurits-Hengky, Geraldi Mantiri melihat dari sudut pandang isi atau penayangan materi konten tidak sama serta durasinya juga tidak sama.
“Nah, ini yang dinamakan diskriminasi. KPU harus lebih tegas dalam penayangan isi konten di video trone,” kata Geraldi.
Menyangkut bahan konten yang di tayangkan di video trone, Geraldi menyatakan tiap Paslon punya materi termasuk pihaknya.
Mulai dari kampanye terbatas hingga blusukan bahkan kampanye virtual kata dia, lengkap tapi anehnya hanya Paslon tertentu yang ditayangkan secara lengkap.
“Kami meminta Bawaslu agar tidak tinggal diam. Kalau memenuhi unsur pelanggaran harus ditindak sesuai regulasi yang ada dan kepada KPU agar langsung melakukan perbaikan,” katanya.
Pihak KPU Kota Bitung sendiri belum memberikan tanggapan terkait kampanye video trone yang dianggap tidak adil dan lebih menguntukan salah satu Paslon.
(abinenobm)