Manado – Pihak Kejaksanaan Manado telah memanggil Dinas Kebersihan Manado terkait dugaan penyelewengan anggaran BBM truk sampah Dinas Kebersihan Manado, namun Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Manado Julisses Oehlers SH membantah dirinya lakukan markup anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk kendaraan truk sampah.
“Tidak seperti itu. Semua sesuai dengan apa yang beroperasi,” tegas Oehlers kepada wartawan.
Dia menambahkan, Dinas Kebersihan Manado sendiri memiliki 64 kendaraan sampah sementara 6 diantaranya dalam kondisi rusak (tidak beroperasi).
“Artinya yang aktif hanya 58 kendaraan sampah. Dan setiap kendaraan mendapat jatah maksimal 20 liter solar karena dilihat jarak tempuh. Semua BBM di anfrak ada bukti. Memang pihak kejaksaan sempat memanggil untuk soal BBM itu,” katanya.
Yang menarik bantahan Oehlers berbeda dengan temuan pihak auditor. Pasalnya, total kendaraan sampah tersebut tetap mendapat jatah solar termasuk yang kondisi rusak.
Temuan dugaan markup angggaran BBM itu data yang berhasil diperoleh terjadi tahun anggaran 2014. Terakhiir per litter solar Rp 6.900.
Jika benar pengadaan solar termasuk 6 kendaraan sampah rusak artinya dalam sehari ada Rp 828.000 yang diduga masuk kantong pribadi.
Manado – Pihak Kejaksanaan Manado telah memanggil Dinas Kebersihan Manado terkait dugaan penyelewengan anggaran BBM truk sampah Dinas Kebersihan Manado, namun Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Manado Julisses Oehlers SH membantah dirinya lakukan markup anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar untuk kendaraan truk sampah.
“Tidak seperti itu. Semua sesuai dengan apa yang beroperasi,” tegas Oehlers kepada wartawan.
Dia menambahkan, Dinas Kebersihan Manado sendiri memiliki 64 kendaraan sampah sementara 6 diantaranya dalam kondisi rusak (tidak beroperasi).
“Artinya yang aktif hanya 58 kendaraan sampah. Dan setiap kendaraan mendapat jatah maksimal 20 liter solar karena dilihat jarak tempuh. Semua BBM di anfrak ada bukti. Memang pihak kejaksaan sempat memanggil untuk soal BBM itu,” katanya.
Yang menarik bantahan Oehlers berbeda dengan temuan pihak auditor. Pasalnya, total kendaraan sampah tersebut tetap mendapat jatah solar termasuk yang kondisi rusak.
Temuan dugaan markup angggaran BBM itu data yang berhasil diperoleh terjadi tahun anggaran 2014. Terakhiir per litter solar Rp 6.900.
Jika benar pengadaan solar termasuk 6 kendaraan sampah rusak artinya dalam sehari ada Rp 828.000 yang diduga masuk kantong pribadi.