MANADO – Saat perayaan Imlek kata Ko’ Tjong, umat Tri Dharma melakukan berbagai macam persiapan, termasuk di antaranya sembahyang terhadap leluhur, dengan mengingat segala budi baik yang dilakukan manusia.
“H-1 dilakukan sembahyang kepada leluhur untuk mengingat budi baiknya kepada umat manusia,” kata Ko’ Tjong.
Untuk hari H kalau Dewa turun maka kembali akan melakukan sembahyang menyambut datangnya Dewa ke Bumi. Kemudian deilanjutkan dengan sembahyang untuk menanyakan apakah perayaan Cap Go Me dapat direstui oleh Tuhan yang maha esa.
“Kalau direstui biasanya perayaan Cap Go Me akan dilakukan diluar Klenteng, perayaan itulah yang ditunggu-tunggu masyarakat yang ada di Kota Manado,” tuturnya, Kamis (3/2) tadi.
Terpisah Ferry Soei Loho, Cang It, mengatakan, bagian peribadatan di Klenteng istana agung tua Imlek merupakan subauh ritual sembahyang yang dilakukan seperti ibadah dalam Agama pada umumnya.
“Kami umat berkumpul ditempat ibadah, untuk mamaknai tujuan yang baik,” kata Ko’ Ferry.
Ini dilakukan untuk menatap kehidupan yang lain seperti kebaikan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa. Menurutnya Agama yang dianut oleh masyarakat yang ada di Bumi ibarat kendaraan baik mobil dan motor yang akan mengangkut kita sampaui ditempat tujuan.
“Semua sama yaitu untuk mencari jalan kebenaran,” tambahnya. Menurutnya pandangan kaum awam yang melihat kalau umat Tri Dharma yang memiliki keturunan Cina itu pandangan yang salah. “Semua umat yang merayakan Imlek bukan hanya orang Icna tapi semua golongan umat beragama,” katanya. Karena umat Tridarma dari keturunan Cina sudah banyak yang kawin dengan Agama dan suku lain.
Ia menjelaskan, untuk kegiatan sembahyang yang dilakukan oleh umat Tridarma mempunyai warna tersendiri. “Seperti warna putih, merah, hitam dan kuning yang memiliki arti yang berbeda,” ucapnya. Warna putih melambangkan kesucian, merah menandakan kesenangan dan kegembiraan. “Biasanya dipakai saat perayaan Imlek dan pesta lainnya,” tambahnya. Sedangkan untuk warna kuning sama artinya dengan warna emas yang berarti kesenangan. Namun menurutnya makna sembahyang dimata TYME sama tidak membeda-bedakan antar satu dengan yang lain, tidak ada perbedaan.(miracle)