
Manado — Budi daya ikan Lele terbilang kurang populer di Manado dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya.
Padahal, ikan Lele memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, diantaranya kaya akan omega 3 dan rendah lemak.
Selain itu, ikan Lele juga lebih mudah dipelihara karena tidak butuh tempat yang luas dan penanganan khusus, misalnya seperti ikan mujair yang harus hidup di air mengalir.
Hal tersebut dijelaskan Komandan Denpom Rem 131/Santiago Letkol Cpm Eko Yuni Sulistyo saat ditemui di kantornya, Senin (16/7/2018).
“Di Manado, ikan Lele seperti kurang terkenal. Padahal bisnis ikan lagi marak. Jadi kami membudidayakan ikan Lele juga sekalian promosi bahwa ikan ini juga tak kalah dari ikan lainnya, terutama punya banyak manfaat untuk kesehatan,” ujar Letkol Eko Yuni.
Budi daya ikan Lele yang dilakukan tepat di wilayah kantor juga disebut Letkol Eko sebagai bagian dari refreshing detasemen POM Rem 131/Santiago disela-sela tugas dan tanggung jawab setiap hari.
“Selain itu, ini jadi pemanfaatan lahan kosong karena kan tidak butuh lahan luas,” tambah Eko.
Menariknya, dalam pembudidayaan ikan Lele ini, Denpom 131/Santiago menggunakan teknik baru, yaitu bioflok.
“Sebenarnya di sini ada kolam ikan konvensional yang cukup besar, dulu tidak dimanfaatkan maksimal. Tapi untuk memperbesar produksi, kami menggunakan teknik bioflok, yaitu menggunakan terpal dan rangka besi. Jadi lebih ekonomis, kalau tidak digunakan terpalnya bisa disimpan,” jelas Eko.
Masing-masing bioflok sanggup diisi 5000 bibit ikan Lele dan akan siap dipanen dalam waktu 2,5 bulan.
“Sekarang yang terisi ada 3 biflok dan 1 kolam, jadi setidaknya ada 20.000 bibit ikan Lele. Sekali panen bisa sampai 600 kg. Sekarang lagi proses pembuatan utuk 2 bioflok baru,” kata Eko.
Satu-satunya kendala yang ditemui dalam budi daya ikan Lele adalah pakan yaitu pelet yang masih terbilang sulit didapat karena harus dikirim dari Surabaya sehingga memerlukan ongkos kirim yang tidak sedikit.
“Kami mensiasatinya dengan memberi makanan tambahan yaitu usus ayam yang direbus. Di Manado usus ayam dibuang, padahal di Jawa itu jadi bahan makanan. Jadi kami pun memanfaatkan limbah itu,” ungkap Eko.
Lewat budi daya ikan Lele ini pun terkuak, ikan Lele sebenarnya bisa jadi ladang bisnis yang menjanjikan asal mampu dikelola dengan baik.
“Dikali saja, 1 kg bisa 6-7 ekor dengan harga per kilo rata-rata Rp 23,000. Itu dalam waktu 2,5 bulan,” ungkap Eko.
Suksesnya budi daya ikan Lele di Denpom 131 ini pun diharapkan Eko dapat menular ke masyarakat kota Manado sehingga ikan Lele makin dikenal dan bisa jadi tambahan penghasilan masyarakat.
“Kalau ada masyarakat yang mau belajar budi daya ikan Lele, kami siap bimbing dari pembuatan biovlog, bibit yang kerja sama dengan pemerintah, kita support dan beri edukasi bagaimana cara budi daya ikan Lele,” tutup Eko.
(srisurya)