Tondano – Kamis (10/3/2016) pagi adalah momentum bersejarah bagi seluruh civitas akademika Universitas Ngeri Manado (UNIMA). Pasalnya, pada hari tersebut bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 3 Kantor Pusat UNIMA telah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Untuk penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Rektor ITB dan Rektr UNIMA. Sedangkan MoA antara Dekan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Pro Dr Sri Widiyantoro dengan Dekan FMIPA UNIMA Prof Dr Cosmas Poluakan.
Tampil membawakan sambutan pertama, Rektor UNIMA Prof Dr Philoteus Tuerah MSi DEA megnatakan bahwa kehadiran Rektor ITB merupakan bentuk pengakuan akan eksistensi UNIMA. Tuerah juga mengungkapkan rasa bangganya karena kerja sama dengan ITB terus berlangsung dengan baik hingga saat ini.
“Ada beberapa dosen UNIMA yang melakukan studi lanjut di ITB dan itu merupakan salah satu penerimaan yang luar biasa. ITB adalah perguruan tinggi yang mempunyai reputasi terbaik di tanah air. Bahkan di tingkat internasional setahu saya sedang diurus administrasinya untuk masuk dalam ranking dunia,” tandas Tuerah.
Ditambahkannya, bahwa salah satu bentuk kerja sama yang akan dijalin yaitu rencana pembukaan Program Studi Geofisika. Dalam proses perencanaan yang sedang berjalan ini juga Tuerah mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Tomohon dalam hal ini Wakil Wali Kota Syerly Sompotan yang telah memberi restu untuk menjadikan Pertamina Geothermal sebagai Laboratorium Penelitian.
Semetnara Rektor ITB Prof Dr Kadarsah Suryadi juga dalam sambutannya mengatakan hahwa pihaknya sangat berbangga bisa menjalin kerja sama denga UNIMA.
“Pada dasarnya semua prestasi yang sudah diukir oleh ITB, itu bukan hanya untuk dinikmati sendiri. Akan tetapi pencapaian tersebut juga ingin kami bagikan kepada bangsa dan negara khususnya kepada lembaga-lembaga pendidikan melalui hubungan kerja sama akademik. Semoga apa yang sudah dilakukan ini dapat meningkatkan sumber daya manusia Sulawesi Utara dan Indonesia bahkan dunia,” tutur Prof Kadarsah.
Kerja sama tersebut mneyangkut pendidikan, penelitian dan pengabdian khususnya bidang pengelolaan sumber daya alam dan mitigasi bencana alam. (frangkiwullur)