Manado – Bertempat di halaman Makorem 131/Santiago, Jl Sam Ratulangi Kota Manado, Komandan Korem Brigjen TNI Johny Tobing melepas 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) Yonif 712/Wiratama dalam Satgas Pengamanan Pulau-Pulau Kecil Terluar NKRI di perairan Laut Sulawesi yang berbatasan dengan negara tetangga, yakni Filipina, Jumat (11/1) sore.
Dalam amanatnya, Danrem berpesan agar para prajurit yang tergabung dalam
Satgas tersebut untuk memperhatikan faktor keamanan, mempedomani Kode Etik Keprajuritan yang meliputi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI,
serta menebarkan semangat ke-Indonesia-an kepada seluruh warga masyarakat di daerah penugasan.
Sebagai daerah yang relatif rawan penyelundupan, baik orang-orang yang
diduga anggota kelompok radikal maupun barang-barang berbahaya seperti
senjata api dan bahan peledak, karena terisolir oleh perairan Laut Sulawesi
di bibir Samudera Pasifik yang cukup ganas, keberadaan ratusan pulau-pulau
kecil yang berada di bawah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan
Kabupaten kepulauan Talaud tersebut memerlukan perhatian khusus dari negara.
Sudah cukup sering para pemerhati gerakan radikal menduga bahwa pulau-pulau kecil di perairan Laut Sulawesi tersebut menjadi jalur perlintasan para tersangka teroris dari Filipina Selatan yang masih terus bergolak sampai
saat ini untuk menghimpun kekuatan baru dan bahkan mungkin membuat basis
baru di daerah konflik seperti Poso.
Untuk itu kesadaran segenap warga masyarakat yang berada di pulau-pulau
kecil yang tersebar di perairan Laut Sulawesi agar secepat mungkin
melaporkan keberadaan orang-orang maupun perahu-perahu motor tak dikenal saat melaut kepada aparat negara, baik Satgaspam pulau-pulau kecil terluar maupun kepolisian, Koramil dan bahkan aparat imigrasi, menjadi sangat signifikan untuk mempersulit kemungkinan penyelundupan tersebut.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah dengan
membangun semangat ke-Indonesia-an di kalangan warga masyarakat. Hal inilah yang menjadi penekanan khusus Danrem saat melepas Satgaspam Kompi Yonif 712/Wiratama melalui suatu upacara pengantaran yang singkat dan sederhana namun khidmat.
Saat ditanya oleh wartawan bagaimana bentuk konkrit upaya membangun
semangat ke-Indonesia-an tersebut, Brigjen Tobing secara lugas menyatakan
bahwa melalui berbagai pendekatan komunikasi yang intensif dengan
mengintegrasikannya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti
olahraga, kerja bakti, kepramukaan, bahkan keagamaan, warga diharapkan
dapat merasakan kehadiran negara dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. (*Penrem 131/Santiago/edit jerry)
Manado – Bertempat di halaman Makorem 131/Santiago, Jl Sam Ratulangi Kota Manado, Komandan Korem Brigjen TNI Johny Tobing melepas 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) Yonif 712/Wiratama dalam Satgas Pengamanan Pulau-Pulau Kecil Terluar NKRI di perairan Laut Sulawesi yang berbatasan dengan negara tetangga, yakni Filipina, Jumat (11/1) sore.
Dalam amanatnya, Danrem berpesan agar para prajurit yang tergabung dalam
Satgas tersebut untuk memperhatikan faktor keamanan, mempedomani Kode Etik Keprajuritan yang meliputi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI,
serta menebarkan semangat ke-Indonesia-an kepada seluruh warga masyarakat di daerah penugasan.
Sebagai daerah yang relatif rawan penyelundupan, baik orang-orang yang
diduga anggota kelompok radikal maupun barang-barang berbahaya seperti
senjata api dan bahan peledak, karena terisolir oleh perairan Laut Sulawesi
di bibir Samudera Pasifik yang cukup ganas, keberadaan ratusan pulau-pulau
kecil yang berada di bawah administrasi Kabupaten Kepulauan Sangihe dan
Kabupaten kepulauan Talaud tersebut memerlukan perhatian khusus dari negara.
Sudah cukup sering para pemerhati gerakan radikal menduga bahwa pulau-pulau kecil di perairan Laut Sulawesi tersebut menjadi jalur perlintasan para tersangka teroris dari Filipina Selatan yang masih terus bergolak sampai
saat ini untuk menghimpun kekuatan baru dan bahkan mungkin membuat basis
baru di daerah konflik seperti Poso.
Untuk itu kesadaran segenap warga masyarakat yang berada di pulau-pulau
kecil yang tersebar di perairan Laut Sulawesi agar secepat mungkin
melaporkan keberadaan orang-orang maupun perahu-perahu motor tak dikenal saat melaut kepada aparat negara, baik Satgaspam pulau-pulau kecil terluar maupun kepolisian, Koramil dan bahkan aparat imigrasi, menjadi sangat signifikan untuk mempersulit kemungkinan penyelundupan tersebut.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran tersebut adalah dengan
membangun semangat ke-Indonesia-an di kalangan warga masyarakat. Hal inilah yang menjadi penekanan khusus Danrem saat melepas Satgaspam Kompi Yonif 712/Wiratama melalui suatu upacara pengantaran yang singkat dan sederhana namun khidmat.
Saat ditanya oleh wartawan bagaimana bentuk konkrit upaya membangun
semangat ke-Indonesia-an tersebut, Brigjen Tobing secara lugas menyatakan
bahwa melalui berbagai pendekatan komunikasi yang intensif dengan
mengintegrasikannya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti
olahraga, kerja bakti, kepramukaan, bahkan keagamaan, warga diharapkan
dapat merasakan kehadiran negara dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. (*Penrem 131/Santiago/edit jerry)