Manado – Alokasi anggaran tanggap darurat sebesar 2.150.000.000 rupiah yang diambil dari dana tak terdukan pada saldo kas daerah, dinilai masih kurang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat korban bencana dan pemulihan Kota Manado.
Dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Maximilian Tatahede, selaku pengelola dana tanggap darurat mengakui bahwa anggaran yang diterimnya masih kurang, jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang mengungsi dan kebutuhan oprasional dalam pembersihan Kota Manado.
“Kalau mau di hitung, jumlah masyarakat yang mengungsi dan wajib diberikan oleh pemerintah sebanyak 2211 kepala keluarga yang terdiri dari 6896 jiwa. Jika dikalikan dengan 15 ribu perbungkus makanan dan dikali 3 kali sehari, totalnya puluhan juta kami keluarkan setiap harinya. Dan saat ini sudah memasuki 19 hari pasca bencana berapa anggaran yang sudah dikeluarkan untum makan para pengungsi. Belum ditambah biaya makan untuk pekerja yang menjadi tanggungan pemerintah seperti pengangkut sampah di rumah-rumah warga,” terang Tatahede.
Mantan Camat Tikala ini menambahkan, anggaran tanggap bencana juga turut membiayai penyewaan maupun pembelian alat-alat kebersihan, bahan bakar kendaraan pengangkut sampah seperti truk, alat-alat berat, pacul, skop.
“Kendaraan truk yang terpasang spanduk dinas PU dan Kebersihan Kota Manado, sebahagiannya itu hanya disewa. Belum ditambah pembelian peralatan pembersihan sampah. Untuk personil Tagana juga diberikan honor perharinya 50 ribu rupiah menggunakan anggaran tanggap darurat ini. Jadi dana kami memang sangat terbatas. Dan saya siap mempertanggung jawabkannya setelah laporan dari SKPD-SKPD pengguna anggaran tersebut dimasukkan,” tandas Tatahede. (Leriando Kambey)