BAGI para konten kreator ataupun pemain platform Tiktok, tentu so nyanda asing lagi dengan julukan “Om Kumis dari Kota Bitung”.
Ya, belakangan ini, paling tidak empat bulan terakhir, sosok Om Kumis dari Bitung memang kerap menghiasi beranda Tiktok.
Gaya khasnya menyapa followernya hingga obrolan santai penuh motivasi, membuat sosoknya digandrungi Tiktokers.
Diapun tak tersinggung kala banyak obrolan di komen konten nya, maupun di ruang obrolan live menjuluki Om Kumis.
Om Kumis yang dimaksud adalah Maurits Mantiri yang juga Wali Kota Bitung.
Beliau mampu berbagi tugasnya menjalankan roda administrasi kemasyarakatan memimpin Bitung hingga aktif di medsos, khususnya di Tiktok.
Menyapa warganya sampai di platform digital di dunia Maya.
Di situ, beliau gunakan nama “Maurits_Mantiri”.
Lucunya beberapa konten kreator dari luar Sulut sampai kaget kala tahu yang ngobrol di live room itu adalah Wali Kota.
Kaget bahkan memuji Maurits.
Misalnya komen ini: “Siap salah. Ampun Pak. Gw kira om kumis ini siapa. Eh pak walikota. Ya alooh ampun. Coba deh kalo semua pemimpin Indonesia kayak ini. Rajin sapa warganya. Warga netizen juga”
Pendek kata Om Kumis. Wali Kota Maurits Mantiri dari Kota Bitung, memang populer di tiktok!
FPSL 2023 berkelas
Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2023, telah dilaksanakan sejak Rabu (4/10/2023) hingga Selasa (10/10/2023) malam, festival yang telah digelar sejak 2014 itu, ditutup.
Beragam komen bernada pujian ditujukan ke even yang dilaksanakan di beberapa venue. Yakni di eks Pasar Cita, kawasan pelabuhan perikanan hingga areal Selat Lembeh itu sendiri.
Saya sebagai Staf Khusus Gubernur Sulut bidang pariwisata, yang telah mengikuti gelaran FPSL sejak awal, harus mengakui kalau pelaksanaan even tahun ini jauh berbeda.
Artinya, lebih berkelas. Acaranya variatif. Ya mulai dari pameran, sailing pass hingga suguhan pameran kuliner yang kerap jadi andalan festival yang menggunakan Lembeh Straits atau Selat Lembeh yang berada di depan Pelabuhan Bitung itu.
Bahkan yang bikin saya salut adalah how to presence even kali ini berani “keluar” dari stigma atraksi acara FPSL melulu identik dengan sailing pass atau atraksi tepi laut.
Sebab kali ini, Wali Kota Maurits Mantiri dan Wawali Honandar berani tambahkan acara yang dikemas malam hari. Ya sebuah suguhan Nite Market. Atraksi wisata malam.
Eks pasar Cita adalah venue night market tepat dengan aneka suguhan entartain menarik.
Pesona kemasan malam itu identik gambarkan Bitung sebagai kota pelabuhan, dimana kehidupan berjalan 24 jam.
Bitung is never sleep.
Di sinilah sentuhan pariwisatanya ketemu.
Apalagi, saat malam pembukaan di 4 Oktober, even organizer yang didampingi Kadis Pariwisata Pingkan Kapoh dan Ketua Badan Promosi Pariwisata BPPD HAlvy Pongoh sukses mengemas entartain dengan kemasan budaya berbalut teknologi artificial intellegence (AI).
Dari situ, terlihat pula genre Bitung sebagai Kota Digital terungkap. Semua dibalut suguhan rancaknya musik mengalir!
Lebih istimewa lagi, bertepatan di acara FPSL ini, mampirlah kapal pesiar MV Carnival Luminosa. Kapal pesiar mewah ini membawa sekitar 2.500 an wisatawan mancanegara. Kehadiran mereka pun menjadi capaian. Outcome FPSL.
Salah seorang turis yang mampir di Bitung dan hadiri FPSL bahkan sempat menulis di medsosnya, X. Dahulu Twitter.
“Berada di Bitung. Kota unik di dekat Pasifik. Ada festival unik. Makan tuna fresh. Indonesia itu indah”.
Luarbiasa!
Sedot puluhan ribu penonton
Om Kumis dari Bitung pun menjadi daya tarik tersendiri selama FPSL berlangsung.
Konten acara hingga live selama even berlangsung, menjadikan awareness terhadap even dan nama Kota Bitung bergema.
Saya kaget saat Sabtu pekan lalu bersua sekelompok milenial yang mengaku dari Surabaya dan Jakarta, hendak hadiri acara di Bitung.
Dengan bangganya mereka sebut diri “Kami hopeng nya Om kumis dari Bitung. Beliau yang ngajak kami hadiri festival Lembeh,” kata Anton, salah seorang kelompok ini.
Kepada saya, Anton pun dengan gembira dan bangganya sebut “Om kumis itu kan pak walikota Bitung. Beliau temenen di tiktok.”
Gubernur Olly Dondokambey sendiri sulit menyembunyikan pujiannya tatkala saksikan acara pbukaan 4 Oktober.
“Sajian acaranya bagus. Salut untuk koreografer nya ya pak wali,” kata gubernur pada sambutan hari itu.
Salah satu berita online besar di Sulut, BeritaManado.com milik sahabat saya Hanny Sumakul bahkan menurunkan ulasan khusus bahwa di hari ketiga FPSL, telah menyedot 24 ribu pengunjung.
Breakdown nya adalah per pengunjung habiskan 100 ribu di hari itu.
Kalau dia turis domestik, selama beberapa hari khusus ke Bitung hadiri FPSL maka akan habiskan paling tidak 5-7 juta per orang.
Included penginapan dan transportasi.
Ada berapa puluh Miliar dana berputar selama FPSL berlangsung?
FPSL menjadi daya pikat baru
FPSL 2023 adalah bukti capaian manajemen even pariwisata yang sukses dan profesional. Dia jadi representatif even Sulut yg diandalkan dalam tenggeran 150 kalendar Karisma Even Nusantara (KEN) yang ditetapkan Kementrian Pariwisata RI.
FPSL bukanlah even stagnan dari tahun ke tahun yang tidak kreatif.
Tidak menjadi acara membosankan yang dikerjakan hanya sekadar habiskan anggaran semata.
Pun tamu yang dihadirkan kelas “Torang Deng Torang”.
Itu itu saja di seputaran daerah. Atau malah sekadar hiburan buat pejabat dan kalangan tertentu saja.
Sementara tujuan festival adalah mampu mensejahterakan masyarakat, menciptakan branding. Awaresness terhadapd destinasi dimana festival berlangsung.
Di Bitung kali ini, FPSL 2023 mampu membuktikan bahwa inilah festival pariwisata sesungguhnya!
Dalam konteks ini saya kira, dinas pariwisata kabupaten kota lainnya di Sulut, maupun pihak swasta yang ingin melaksanakan even bernuansa tourism, harus belajar dari gerakan inovasi dan spirit FPSL ini.
Sebaliknya, FPSL menjadi daya pikat baru.
Menjadi trigger branding pariwisata Sulut yang bisa diandalkan.
Bahwa di Sulut, ada Tomohon Flower Festival yang sudah mendunia, kini ada festival tepi pantai dari kota pelabuhan yang hidup selama 24 jam: Festival Pesona Selat Lembeh!
“Ngoni semua harus tetap semangat. Mari Jo ke Sulut kong pasiar ke Bitung. Ada Festival Pesona Selat Lembeh!” Itu kata Om Kumis yang tak lain adalah Wali Kota Maurits Mantiri.
Beliau live kemarin di tiktok nya.
“Sulawesi Utara akan terus menggenjot pelaksanaan aneka even pariwisata di kabupaten kota. Sebabelalui even, orang akan berbondong bondong datang ke daerah ini. Dan mereka Plesiran. Habiskan uang di sini. Pariwisata kita pun akan maju. Maju mensejahterakan rakyat. Sebab pariwisata itu untuk semua,” kata Wakil Gubernur Steven Kandouw.
(rds)