Lembean – Musik Kolintang Minahasa Utara kembali bergairah, baik di daerah sendiri dan luar daerah bahkan ke mancanegara. Di satu tahun terakhir ini, musik Kolintang Minut muncul dengan prestasi juara di tingkat nasional.
Di tingkat internasional, Kolintang menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO. Diakui pihak internasional, Kolintang adalah warisan budaya Indonesia musik asli daerah Minahasa Utara.
Ludi Wullur instruktur juga musisi Kolintang asli Minut, mengakui musik Kolintang sempat meredup di daerah asalnya sendiri di Minahasa Utara. Bahkan, beragam perlombaan tingkat nasional, grup Kolintang Minut malah kalah bersaing dengan grup Kolintang asal Jakarta.
Untunglah, dengan keterlibatan langsung Bupati Sompie Singal juga Ketua Asosiasi Musik Kolintang Sulut yang menurunkan dua album Musik Kolintang, maka gairah asal Kolintang itu muncul di tanah Minahasa Utara.
“Album rekaman pak bupati, lagu Ayamo, itu yang buat jadi booming. Sekarang anak-anak pun mulai banyak yang tahu bahkan mahir memainkan Kolintang,” ujar Ludi pada beritamanado.com, Jumat (1/8/2014) sore
Bupati Sompie Singal dalam satu kesempatan, menyatakan kagum dan bangga melihat anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, khususnya di tingkat SD yang memainkan Kolintang.
Menurut Bupati Sompie Singal, hal itu juga merupakan program dari Pemkab Minut yaitu Sentuh Tanah, Sentuh Air dan Sentuh Budaya. “Inilah yang sentuh budaya, melalui budaya kita berprestasi, melalui budaya jati diri kita dikenal,” kata Bupati Sompie Singal.
Dalam beberapa kesempatan, saat ada penampilan musik Kolintang, Bupati Sompie Singal pun selalu menyempatkan bernyanyi. Nyanyiannya juga selalu menggunakan bahasa daerah bahasa Tonsea. (robintanauma)