Manado – Bulan penuh berkah sudah tiba. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, bulan Ramadhan kali ini bersamaan dengan masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) bahkan sampai di hari pencoblosan nantinya.
Pengamat politik Sulawesi Utara Mahyudin Damis menghimbau agar para tim sukses tak lagi melakukan kampanye hitam, bukan karena Bulan Ramadhan saja tapi karena segala bentuk kampanye hitam tak sesuai dengan ajaran agama manapun.
“Kita akan uji apakah teori Karl Marx bahwa “agama hanyalah candu rakyat” dalam Puasa Ramadhan dan Pilpres ini relevan?,” ujar pengamat politik Sulawesi Utara Mahyudin Damis kepada BeritaManado.com, Sabtu (28/6/2014).
Ditambahkan Damis, menurut Rasulullah SAW, ada perang yang lebih besar dibandingkan Badar, yakni “Melawan Hawa Nafsu”.
“Akankah “Kampanye Hitam” masih tetap berlangsung, dan apakah “cara-cara yang tidak halal atau curang masih tetap diandalkan oleh timses pendukung capres-cawapresnya? Kita tunggu!,” tantang Damis.
Pengamat berkacamata ini juga menambahkan teori dari Machiavelian bahwa semua tim sukses yang masih merasa beragama berarti harus merontokkan teori Karl Marx itu.
“Bagaimana caranya? Ya. Membuktikan dgn meninggalkan nafsu ammarah (al-nafs al-ammarah) yang kini merajalela misalnya kampanye hitam, yang umumnya berisi fitnah yang jauh dari kebenaran,” urai Damis.
Lebih lanjut ditambahkannya, bahwa semua timses harus menjaga diri dari al-nafs al-lawwamah yang mencakup sikap seperti suka mencela, menipu, bohong, membanggakan diri sendiri, dan zalim. Sebaliknya, ibadah puasa seharusnya menumbuhkan nafsu muth’mainnah (al-nafs al-muthma’innah) yaitu nafsu yg tenang dan damai.
“Org yang berpuasa tidak dikuasai syahwat kebendaan dan kekuasaan yg menghalalkan segala cara,” pungkasnya.(quin)