BITUNG—Aksi mogok yang dilakoni para sopir dan buruh angkutan peti kemas dalam beberapa hari ini mulai menimbulkan dampak baru. Dimana menurut pengakuan sejumlah kontraktor dan toko bangunan di Kota Bitung, saat ini sejumlah bahan-bahan bangunan mengalami kekosongan karena belum ada pasokan barang semenjak sopir dan buruh melakukan aksi mogok.
“Saat ini sejumlah pekerjaan yang saya tangani harus terhenti karena bahan-bahan yang diperlukan belum ada. Padahal bahan-bahan tersebut sudah diorder dari beberapa minggu lalu,” kata salah satu kontraktor, Jack Sumanti, tadi.
Menurut Sumanti, ia sudah beberapa kali mendatangi toko material untuk menayakan bahan yang dipesannya, namun tetap saja belum ada. Padahal kata dia, bahan seperti semen, ubin, besi dan almunium sangat diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
“Pekerjaan sudah harus selesai dalam beberapa hari ini namun apa mau dikata kalau bahan yang diperlukan belum juga ada barangnya,” katanya.
Kelangkaan bahan bangunan ini juga diakui pemilik toko bangunan Murah Kasih di Perempatan Girian Atas, Jemi. Dimana menurutnya, ada sejumlah bahan bangunan yang fital stoknya kosong karena belum ada pengiriman dari pelabuhan Kota Bitung.
“Sudah beberapa hari ini stok semen, besi dan bahan-bahan bangunan lainnya kosong karena aksi mogok para sopir dan buruh peti kemas,” ujar Jemi.
Menurut Jemi, bahan-bahan bangunan tersebut masih tertahan di pelabahan dan belum didistribusikan. Dan ia sudah beberapa kali melakukan pengecekan dengan harapan bisa segera diantar.
Tak hanya Jemi, namun salah satu toko bangunan di wilayah Menambo-nembi, toko Girian Jaya Abadi juga mengaku kekosongan bahan bangunan seperti semen, besi, seng dan bahan bangunan lainnya yang didatangkan daru luar Kota Bitung. Padahal menurut pemilik toko Girian Jaya Abadi, para konsumen sudah mendesak untuk meminta bahan-bahan tersebut namun sayangnya barang belum ada karena aksi mogok sopir dan buruh peti kemas.(en)
BITUNG—Aksi mogok yang dilakoni para sopir dan buruh angkutan peti kemas dalam beberapa hari ini mulai menimbulkan dampak baru. Dimana menurut pengakuan sejumlah kontraktor dan toko bangunan di Kota Bitung, saat ini sejumlah bahan-bahan bangunan mengalami kekosongan karena belum ada pasokan barang semenjak sopir dan buruh melakukan aksi mogok.
“Saat ini sejumlah pekerjaan yang saya tangani harus terhenti karena bahan-bahan yang diperlukan belum ada. Padahal bahan-bahan tersebut sudah diorder dari beberapa minggu lalu,” kata salah satu kontraktor, Jack Sumanti, tadi.
Menurut Sumanti, ia sudah beberapa kali mendatangi toko material untuk menayakan bahan yang dipesannya, namun tetap saja belum ada. Padahal kata dia, bahan seperti semen, ubin, besi dan almunium sangat diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
“Pekerjaan sudah harus selesai dalam beberapa hari ini namun apa mau dikata kalau bahan yang diperlukan belum juga ada barangnya,” katanya.
Kelangkaan bahan bangunan ini juga diakui pemilik toko bangunan Murah Kasih di Perempatan Girian Atas, Jemi. Dimana menurutnya, ada sejumlah bahan bangunan yang fital stoknya kosong karena belum ada pengiriman dari pelabuhan Kota Bitung.
“Sudah beberapa hari ini stok semen, besi dan bahan-bahan bangunan lainnya kosong karena aksi mogok para sopir dan buruh peti kemas,” ujar Jemi.
Menurut Jemi, bahan-bahan bangunan tersebut masih tertahan di pelabahan dan belum didistribusikan. Dan ia sudah beberapa kali melakukan pengecekan dengan harapan bisa segera diantar.
Tak hanya Jemi, namun salah satu toko bangunan di wilayah Menambo-nembi, toko Girian Jaya Abadi juga mengaku kekosongan bahan bangunan seperti semen, besi, seng dan bahan bangunan lainnya yang didatangkan daru luar Kota Bitung. Padahal menurut pemilik toko Girian Jaya Abadi, para konsumen sudah mendesak untuk meminta bahan-bahan tersebut namun sayangnya barang belum ada karena aksi mogok sopir dan buruh peti kemas.(en)