MANADO – Ketua Granat Sulut, Billy Johannis, mengatakan, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan bentuk penjajahan baru, terutama bagi masyarakat di daerah kepulauan, yang sulit mencari nafkah, imbas dari kesulitan mendapatkan Premium (bensin), untuk Perahu Ketinting.
”Masyarakat di Manado saja antri mendapatkan bensin, apalagi kita di pulau. Pertamina kembali mengurangi pasokan Premium di SPBU dari 24 ribu liter, menjadi 16 ribu liter, sedangkan Solar dari 16 ribu liter tinggal 8 ribu liter yang dipasok, ”ujar Billy meyakinkan, Rabu (17/8).
Billy, mengatakan, pengurangan ini diistilahkan oleh Pertamina dengan pengendalian, atau alasan lainnya yakni, keterlambatan mobil tangki. ”Walaupun masyarakat setiap hari sudah melihat bahwa mobil tangki masuk ke SPBU antara jam 10 hingga jam 12, tapi karena stoknya hanya 16 ribu liter, maka rata-rata jam 5 sore Premium sudah habis, ”ujarnya.
Dia menambahkan, ini setiap hari diketahui, dan menjadi tontonan masyarakat yang antre di SPBU. ”Saya mempertanyakan kenapa di Gorontalo, Palu, dan Makassar tidak ada kelangkaan BBM. Kenapa di Sulut atau Manado khusus yang yang mayoritas Kristen terjadi kelangkaan BBM, ”ujarnya meyakinkan. (mic)