Manado, BeritaManado.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan kunjungan kerja di Sulawesi Utara.
Presiden Jokowi tiba di Manado pada Kamis (22/2/2024).
Selama di Manado, Jokowi ditemani Gubernur Olly Dondokambey.
Jokowi bahkan mengajak Gubernur Olly satu mobil di RI 1.
Keduanya terlihat sangat akrab.
Endingnya, Gubernur Olly diajak Jokowi terbang bersama ke Jakarta menggunakan pesawat kepresidenan.
Kamis malam, Jokowi berkesempatan jalan-jalan ke salah satu pusat perbelanjaan di Manado.
Ia menyapa ribuan warga di sana, dan berkesempatan makan malam.
Di Sulut, Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Pindol, di Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Jumat.
Jokowi saat peresmian didampingi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono, Menteri BUMN, Erick Thohir, dan Menteri ATR/BPN, Agus Harimurti Yudhoyono.
Presiden Jokowi menegaskan, pengelolaan air harus menjadi konsentrasi kerja kekinian.
Sebab, kata Jokowi, persoalan air dan sektor energi ke depan bakal menjadi urusan besar kalau tidak disiapkan mulai sekarang.
Indonesia, lanjut Jokowi, memiliki 4.400-an sungai, akan tetapi baru 292 sungai yang memiliki bendungan.
Sebagai ilustrasi, Tiongkok punya 98.000 bendungan, Korea Selatan 20.000 bendungan, sementara Indonesia memiliki 292 bendungan.
Presiden menyebutkan Bendungan Lolak bisa menampung sebesar 16 juta meter kubik yang mampu mengairi sawah kurang lebih 2.200 hektare.
“Jadi kalau di provinsi yang lain, di kabupaten yang lain juga kita memiliki bendungan dengan kapasitas yang kurang lebih sama, air yang ada di negara kita akan bisa kita kelola dengan baik sehingga bermanfaat,” jelasnya.
Bendungan Lolak juga bisa menyediakan air baku bagi masyarakat Bolaang Mongondow yang mereduksi banjir hingga 29 persen.
“Kalau sebelumnya banjir, banjir kemudian ada bendungan, banjir menjadi terkurangi 29 persen. Begitu juga untuk listrik mini hidro,” jelasnya.
Apalagi, ujar dia, berdasarkan informasi dari Gubernur Olly Dondokambey, Kabupaten Bolaang Mongondow lumbung padinya Sulut.
“Betul-betul kita mengharapkan Bendungan Lolak bisa bermanfaat bagi kita semuanya,” harapnya .
Gubernur Olly mengatakan, dengan adanya Bendungan Lokal diharapkan semakin menjadikan Bolmong sebagai lumbung padi di Sulut.
“Juga ketersediaan air baku, penanganan bencana banjir hingga bisa menjadi potensi wisata kreasi baru di Kabupaten Bolmong,” jelas Olly.
Menuju Lolak, rombongan Presiden Jokowi dan Gubernur Olly menggunakan helikopter dari Manado ke Bolmong.
Berikut dengan kendaraan yang sama Presiden Jokowi melanjutkan kunjungan kerja di Kota Bitung.
Di Bitung, presiden melakukan silaturahmi dengan nasabah dan pendamping program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM) di GOR Kota Bitung.
Sekira 3.500 nasabah dan pendamping program PNM Mekaar tampak hadir dalam acara silaturahmi tersebut.
Presiden Jokowi menyatakan selalu senang setiap bertemu dengan nasabah dan pendamping program PNM Mekaar.
“Saya itu selalu senang bertemu dengan nasabah PNM Mekaar, begitu masuk disini langsung kelihatan semangatnya,” kata Jokowi didepan ribuan pendamping dan nasabah.
Jokowi mengatakan, semangat kerja adalah satu dari dua kunci sukses dalam menjalankan usaha.
Dia juga berbagi kisah awal muka dirinya membangun usaha di tahun 1988 silam.
“Pertama semangat kerja dan yang kedua disiplin, dulu saya bekerja dari subuh hingga tengah malam dan apa yang terjadi, hasilnya akan kelihatan”, ujar Jokowi.
Jokowi juga menyatakan senang dengan PNM Mekaar yang dimulai pada tahun 2015, di mana anggotanya saat itu berjumlah 400.000 nasabah, dan sekarang sudah mencapai 15.200.000 nasabah.
Uang yang beredar pada tahun 2015-2016, kata Jokowi, senilai Rp800 miliar, dan sekarang sudah mencapai Rp244 triliun.
Di Sulut sendiri terdapat 125 ribu nasabah PNM Mekaar dan total ada Rp2,1 triliun yang beredar di semua nasabah tersebut.
“Harus digunakan untuk usaha, bukan untuk keperluan konsumtif,” pesan Jokowi.
Jokowi memberikan contoh ke nasabah PNM misalnya ngambil Rp5 juta, harus total 100 persen dipake untuk modal kerja, modal usaha.
“Jangan sampai dapat Rp5 juta, pulang lalu dipakai untuk kepentingan konsumsi yang lain. Kalau sebagiannya ditabung, 30 persen ditabung, itu tidak apa-apa,” pungkasnya.
(Advertorial Diskominfo Sulut)
