Amurang – Sejak dibangun tahun 2010 lalu, pasar Tumpaan yang diberi nama “Berdikari”, yang sesuai rencana untuk merelokasi para pedagang di pasar lama Tumpaan karena telah melebihi kapasitas dan berada di jalur Trans Sulawesi, nampaknya tidak berjalan dengan baik.
Terkatung-katungnya relokasi para pedagang di pasar tradisional ke Pasar Berdikari ini, menandakan pihak pemerintah tidak konsisten dengan komitmen mereka sendiri saat merencanakan pembangunan pasar dengan anggaran miliaran rupiah itu.
Tak pelak, sorotan pun dialamatkan masyarakat ke Pemkab Minsel melalui instansi terkait karena dianggap melakukan pembiaran bangunan yang dibangun dengan uang rakyat. Tak sampai disitu, warga juga menuding Dinas Pasar UKM dan Perindag Minsel lepas tangan.
“Kami menilai instansi terkait terkesan cuek dengan kelanjutan relokasi pasar tradisional Tumpaan,” ketus Alan Legi, warga Tumpaan.
Legi menilai, instansi terkait tidak serius dengan relokasi pasar tradisional tumpaan yang kian sumpek dan sangat mengganggu arus transportasi.
“Sayangnya instansi terkait terus berkelit masih terkendala insfratruktur jalan yang belum memadai, padahal pasar tersebut sudah sangat siap ditempati,” terang dia.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pasar, UKM dan Perindag Minsel Sam Slat dengan santai mengatakan, masih menunggu anggaran APBD baru (2014, red), untuk memperbaiki akses jalan ke Pasar Berdikari tersebut.
“Kami mesih menunggu APBD tahun ini untuk pembangunan akses jalan ke Pasar Berdikari,” ujarnya.
Menurut dia, perbaikan jalan ke lokasi pasar jelas harus dilakukan, sebab jika tidak maka saat hujan akse masuk nantinya akan terendam air. “Muda-mudahan dalam beberapa bulan kedepan saat APBD tahun ini sudah dapat digunakan akan segera diperbaiki,” pungkasnya. (Sanly Lendongan)