Airmadidi-Pencairan dana duka rupanya masih dikeluhkan masyarakat Minahasa Utara (Minut). Pasalnya, warga menilai prosesnya berbelit-belit dan lama dicairkan bahkan sampai masa waktu satu tahun.
Hal ini dikemukakan warga Maumbi Butje Enoch saat acara reses Wakil Ketua Dekab Minut Denny Wowiling di Desa Maumbi Jaga 4 Kecamatan Kalawat, Sabtu (6/12/2015). ”
“Kami belum memperoleh dana duka sejak orangtua kami meninggal setahun lalu. Sekarang prosesnya berbelit-belit. Kalau pada masa Ibu Vonnie (VAP, red), keluarga berduka langsung dapat dana duka,” ujar Enoch.
Sementara warga lainnya, Ny Rimporok, meminta agar talud air Kiniar agar diperbaiki. Pasalnya warga jaga 4 sudah dua kali terkena banjir.
Kumtua Maumbi Jemmy Kalengkongan mengharapkan agar dibangun jalan pintu gerbang Minut yang berbatasan dengan Manado, yakni di ringroad dan Kairagi.
Menanggapi aspirasi soal dana duka, Wowiling mengakui pencairannya lebih mudah di jaman Vonnie Panambunan.
“Kalau dulu ada yang meninggal langsung dikasih pada keluarga berduka. Dan sebenarnya saat ini bisa juga sama seperti yang lalu. Tapi ini akan berubah kalau Minut sudah dipimpin bupati yang baru,” ujarnya.
Soal talud, DeWo menyatakan sudah diperjuangkan untuk masuk dalam DAK perubahan 2015 tapi belum masuk. Sementara pintu gerbang Minut sudah dianggarkan Rp2 miliar tapi dipending karena adanya pelaksanaan proyek fly-over Maumbi yang saat ini sedang berlagsung.
Reses ini turut dihadiri ketua BPD Ferdinand Warokka dan wakil ketua Pdt Julius Pandeiroth STh MM.(Finda Muhtar)