Ratahan – Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) sebagai daerah yang wilayahnya memiliki kawasan pesisir, hingga saat ini belum memiliki alat deteksi dini Tsunami.
Namun untuk mengantisipasi potensi ancaman bencana Tsunami melanda, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mitra, Jhony Kolinug mengatakan, pihaknya intens berkoordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).
“Kami memang belum punya alat deteksi tersebut, baru deteksi gempa yang ada. Namun sebagai langkah antisipasi, kami intens berkomunikasi dengan BMKG terkait potensi terjadinya Tsunami,” ungkap Jhony Kolinug.
Menurutnya, langkah ini selalu diikuti dengan koordinasi bersama stakholder terkait, lebih khusus pemerintah kecamatan dan desa yang ada di kawasan pesisir pantai.
“Koordinasi terus kami lakukan, bahkan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya masyarakat pesisir berkaitan dengan tanggap darurat bencana,” pungkasnya, seraya menambahkan persiapan tanggap darurat bencana di tingkat stakeholder terkait juga intens dilakukan.
Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan menghadapi ancaman bencana sehingga mengurangi risiko bencana.
Selanjutnya dikatakannya, imbauan akan cuaca ekstrem yang melanda dan berpotensi menimbulkan bencana juga intens dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
“Jadi semua potensi bencana yang timbul, kita langsung imbau masyarakat agar waspada dan tak lengah, lebih khusus warga yang tinggal di kawasan rawan bencana,” katanya.
(jenlywenur)