Trustworthy News
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Agama dan Pendidikan
  • Hukum dan Kriminalitas
No Result
View All Result
BeritaManado.com: Berita Terkini Kota Manado, Sulawesi Utara
No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan
Home Kota Manado

Beban Indonesia Masih Tinggi, ASI Eksklusif Dorong Penurunan Prevalensi Stunting

by Sri Surya
Rabu, 25 Agustus 2021, 13:57 pm
in Kota Manado
A A
  • 3shares
Rakornas percepatan penurunan stunting

Jakarta, BeritaManado.com – Pemberian ASI eksklusif diindikasikan sebagai pendorong kuat penurunan prevalensi stunting di antara faktor pendorong lainnya.

Hal tersebut disampaikan Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc dalam
sesi “Mengupas Efektivitas Intervensi Stunting: Studi Analisis Dekomposisi Program
Penurunan Stunting 2018-2019” yang diselenggarakan dalam rangkaian Rakornas
bertema Bergerak Bersama untuk Penurunan Stunting, Selasa (24/8/2021), secara daring
oleh Setwapres.

“Pendorong kuat lainnya antara
lain, usia dan jenis kelamin, keberadaan ART merokok, fasilitas cuci tangan dengan air
dan sabun, serta status sakit,” tegas Abdul Razak Thaha.

Prevalensi stunting pada balita dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur
terpenuhinya layanan dasar dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia
berkualitas dan berdaya saing.

Indonesia adalah salah satu negara dengan beban stunting yang masih tinggi.

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting
sebesar 30,8 persen.

Merujuk data integrasi Susenas-SSGBI 2019 yang dipublikasikan pada bulan September 2019, prevalensi stunting balita turun menjadi 27,67 persen, atau turun sebesar 3,13 persen.

“Penurunan prevalensi stunting sebesar 3,13 persen dalam setahun menjadi sebuah
harapan besar. Namun, penurunan tersebut menimbulkan pertanyaan dari berbagai
pihak, terkait dengan faktor yang mendorong penurunan stunting pada tahun 2019.
Menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan analisa untuk melihat determinan yang
memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan prevalensi stunting,” kata
Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan
Pemerataan Pembangunan, Setwapres saat membuka sesi tersebut.

Setwapres, bersama bersama BPS bekerja sama dengan ICONS (Indonesian Center for
Nutrition Studies) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
menyelenggarakan studi analisa dekomposisi terhadap penurunan prevalensi sebesar
3,13 persen pada tahun 2018 ke 2019.

Studi ini menunjukkan adanya determinan pendorong kuat, sedang dan lemah terhadap penurunan prevalensi stunting di periode tersebut.

“Terdapat hal menarik dari studi ini karena mengapa MPASI dan imunisasi menjadi faktor
kontributor rendah dalam penurunan prevalensi stunting, padahal dua faktor ini sangat penting dalam menjadi pendorong besar dalam penuruan prevalensi stunting,” tambah Prof. Razak.

Selanjutnya dijelaskan, bila benar penurunan prevalensi stunting 2018 ke 2019
(3,13 persen) disebabkan oleh faktor pendorong yang diidentifikasi dalam studi tersebut, maka pemerintah dapat mengakselerasi penurunan prevalensi stunting sampai 2014 melalui
program-program yang berdasarkan penguatan variabel-variabel yang ada.

Dalam paparannya, Prof. Razak juga menjelaskan bahwa menurut WHO, untuk mencapai target penurunan stunting global 40 persen tahun 2025, setiap negara hendaknya mencapai Annual Average Rate of Reduction (AARR) stunting sebesar 3,9 persen per tahun.

Sedangkan menurut Global Nutrition Report tahun 2020 menunjukkan, stunting secara global saat ini mencapai AARR 2,2 persen.

Jadi penurunan prevalensi berdasarkan studi analisis dekomposisi ini sangat beralasan dan terjadi di banyak negara.

Sebagai langkah ke depan, diperlukan analisa lanjutan atas hasil studi dekomposisi
penurunan stunting ini agar indentifikasi terhadap faktor-faktor pendukung dan
penghambat penurunan stunting dapat dilakukan lebih mendalam.

Pemerintah dapat mengambil kebijakan berdasarkan Studi Analisis Dekomposisi
Program Penurunan Stunting 2018-2019 dan bersama semua pihak terkait juga harus
berani mengoreksi dan memperbaiki berbagai penghambat sehingga mampu
mengubah pendorong sedang dan kecil menjadi pendorong kuat.

“Hasil analisis studi dekomposisi dapat dijadikan salah satu acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyusun program kegiatan terhadap hal-hal yang memiliki kontribusi nyata dalam percepatan penurunan stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024,” tutup Suprayoga.

(***/srisurya)






  • Facebook
  • Twitter
  • WhatsApp
  • 3shares
Tags: Apa itu stuntingKasus stuntingStunting di Indonesia

Berita Terkini

Putusan Mahkamah Konstitusi Gratiskan SD Hingga SMP Swasta, DKI Jakarta Berencana Sampai SMA

Putusan Mahkamah Konstitusi Gratiskan SD Hingga SMP Swasta, DKI Jakarta Berencana Sampai SMA

30 Mei 2025
BREAKING NEWS! Bupati Lahat Jadi Saingan Joune Ganda di Pemilihan Ketum APKASI

BREAKING NEWS! Bupati Lahat Jadi Saingan Joune Ganda di Pemilihan Ketum APKASI

30 Mei 2025
LPS Sesuaikan Tingkat Bunga Penjaminan, Minta Bank Terbuka pada Nasabah

LPS Sesuaikan Tingkat Bunga Penjaminan, Minta Bank Terbuka pada Nasabah

30 Mei 2025
Yulius Selvanus kepada Peserta Munas VI APKASI: Anda Berada di Tempat yang Tepat

Yulius Selvanus kepada Peserta Munas VI APKASI: Anda Berada di Tempat yang Tepat

30 Mei 2025
Ini Jawaban BRI atas Pemberitaan Dugaan Penyimpangan Dana di Pemerintah Daerah Taliabu

Ini Jawaban BRI atas Pemberitaan Dugaan Penyimpangan Dana di Pemerintah Daerah Taliabu

30 Mei 2025
Resmi! Minahasa Utara Cetak Sejarah, Munas VI APKASI Dimulai

Resmi! Minahasa Utara Cetak Sejarah, Munas VI APKASI Dimulai

30 Mei 2025
Aha! Didorong Jadi Ketua Kadin Sulut, Jemmy Asiku Justru Kepergok Asyik Makan Durian Bareng Bupati Termuda se-Indonesia

Aha! Didorong Jadi Ketua Kadin Sulut, Jemmy Asiku Justru Kepergok Asyik Makan Durian Bareng Bupati Termuda se-Indonesia

30 Mei 2025

Sampai April 2025, Volume Transaksi Digital Naik Signifikan

30 Mei 2025
Pemkab Minahasa Dukung Penuh Perkemahan Kreatif Remaja Sinode GMIM 2025

Pemkab Minahasa Dukung Penuh Perkemahan Kreatif Remaja Sinode GMIM 2025

29 Mei 2025
  • Beranda
  • Indeks Berita
  • Redaksi
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Trustworthy News
  • Privacy Policy
  • Disclaimer

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Indeks Berita
  • Berita Utama
  • Politik dan Pemerintahan
  • Kota Manado
  • Hukum dan Kriminalitas
  • Agama dan Pendidikan

© 2008-2025 PT. BMCOM. All rights reserved.