
Manado, BeritaManado.com — Adanya sejumlah pertanyaan terkait Bantuan Sosial (Bansos) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) terkait dampak Corona Virus Disease 2019 (VOVID-19) mendapat tanggapan anggota Komisi IV DPRD Sulut Melky Jakhin Pangemanan.
Kepada BeritaManado.com, legislator yang diusung PSI dalam Pileg lalu ini menjelaskan, untuk distribusi bantuan, Dinsos awalnya memprioritaskan daerah yang lebih dulu terdapat ODP, PDP dan kasus positif seperti Tomohon, Minut, Bitung dan Manado.
“Makanya jumlah yang terdistribusi didaerah tersebut sudah cukup banyak,” ujar Melky Jakhin Pangemanan, Rabu (27/5/2020) siang tadi.
Lebih lanjut dijelaskan MJP, setelah itu mendekati Lebaran, Dinsos fokus untuk distribusi bantuan sosial ke Masjid-masjid se Sulut.
“Meskipun memang diakui belum semua Masjid berhasil distribusi sebelum Lebaran,” jelasnya.
Sedangkan untuk bantuan sembako dengan Paket Kemasan ada standarisasi harganya.
“Harga per paketnya Rp 143.900 yang terdiri dari Beras 5 Kg, Mie Instan 10 bungkus, Minyak Goreng 1 Liter, Ikan Kaleng 3 dan Masker untuk setiap KK 5 buah,” ujarnya.
Untuk koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota tetap dilakukan.
“Tapi untuk pendataan dilakukan oleh pimpinan lembaga keagamaan dengan memasukan surat permohonan dan lampiran penerima yang terdampak. Ini sesuai edaran Gubernur dan Pergub 8 tahun 2020,” urai MJP.
Diketahui sebelumnya, dalam beberapa grup salah satu warga mempertanyakan beberapa hal terkait Bansos diantaranya:
- Apakah pemilihan isi bantuan dalam kantong merah dari Pemprof Sulut telah melalui diskusi serius? Karena salah 1 item isi dalam kantong itu adalah didominasi 10 bunfkus mie instan. Diketahui, mie instan dianggap tidak cocok untuk peningkatan imun tubuh yang saat ini dibutuhkan guna menghadapai COVID-19. Seharusnya Kadis Sosial Sulut yang berlatar belakang disipilin ilmu kedokteran lebih faham itu.
- Apa strategi dan pola kerja lapangan plus SOP dari Dinas Sosial Sulut dalam pendistribusian bantuan karena terkesan tidak rapi. Contoh, pada saat bulan Ramadhan lalu justru bantuan Dinas Sosial Sulut tidak terdistribusikan dengan baik kepada saudara-saudara kita yang saat itu sedang menjalani puasa yang jelas-jelas membutuhkan perhatian untuk didahulukan. Keluhan isi masuk ke Tumbelaka Academic Centre (TAC), bahkan ada suara dari Tokoh Muslim BMR yang, sempat tersampaikan ke TAC.
- Dinsos sebaiknya menjelaskan berapa alokasi dana per kantong bantuan, Rp 50.000,- atau Rp 60.000,- atau berapa?
- Apakah Dinsos Sulut dalam menyalurkan bantuan telah melakukan koordinasi dan melibatkan dengan Pemkab/Pemkot setempat (minimal Dinsos Kabupaten/Kota?) Jika tidak, maka Dinsos Sulut dapat dianggap menabrak tatanan pemerintahan dan berpotensi bantuan tidak tersalurkan dengan baik.
(AnggawiryaMega)