Manado – Dalam rangka menjaga dan memelihara situasi keamanan dan ketertiban di daerah Sulawesi Utara, Polda Sulut terus berupaya melakukan berbagai kegiatan preemtif dan preventif, salah satunya dengan menggelar tatap muka bersama masyarakat Sulawesi Utara.
Tatap muka yang dihadiri oleh para Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) ini, dihadiri juga oleh Pimpinan Forkopimda Sulut diantaranya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Wilmar Marpaung, SH, Dan Lantamal, perwakilan Korem, perwakilan Kajati dan Wakil Walikota Manado, Senin (14/11/2016) di aula Tribata Mapolda Sulut.
Difasilitasi oleh Dit Binmas Polda Sulut, kegiatan tatap muka ini membahas upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Kapolda mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjadikan Sulut aman, tertib dan kondusif, tidak terpengaruh oleh provokasi-provokasi dari luar terutama dari media sosial.
Beliau berharap tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan ormas dapat meneruskan imbauan ini kepada komunitasnya agar tidak mudah terprovokasi
“Kalu ada informasi-informasi yang menyesatkan yang ingin mengadu domba, tolong jangan diterima begitu saja, tapi konfirmasi kepada aparat keamanan,” imbau Kapolda.
“Jadi torang samua basudara, torang samua ciptaan Tuhan, baku-baku bae, baku- baku sayang, ini harus kita pelihara dan kita gelorakan,” lanjutnya.
Ditegaskan Kapolda Sulut, sampai saat situasi kamtibmas di Sulawesi Utara tetap aman dan terkendali. Harapan Kapolda, di Sulut jangan ada demo. “Semua diserahkan kepada proses hukum yang ada, apapun yang diputuskan oleh aparat penegak hukum, itulah yang terbaik,” tegas Kapolda.
Senada dengan Kapolda, Gubernur Sulut menegaskan, sering terjadinya mis-informasi di Sulut dikarenakan banyak informasi yang tidak jelas kebenarannya sehingga itu bisa memunculkan tindakan provokasi oleh kelompok yang memanfaatkan situasi tersebut untuk memecah-belah kerukunan dan kedamaian antar umat beragama. Oleh karena itu, pentingnya adannya konsolidasi antar umat beragama.
“Setiap kompromi dari kesadaran dalam berjuang mendorong untuk saling menjaga, bukan untuk memprovokasi sehingga menjadi titik tolak kehancuran kerukunan dalam masyarakat,” tegas Gubernur. (***/Risatsanger)
Manado – Dalam rangka menjaga dan memelihara situasi keamanan dan ketertiban di daerah Sulawesi Utara, Polda Sulut terus berupaya melakukan berbagai kegiatan preemtif dan preventif, salah satunya dengan menggelar tatap muka bersama masyarakat Sulawesi Utara.
Tatap muka yang dihadiri oleh para Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) ini, dihadiri juga oleh Pimpinan Forkopimda Sulut diantaranya, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Kapolda Sulut Irjen Pol Drs. Wilmar Marpaung, SH, Dan Lantamal, perwakilan Korem, perwakilan Kajati dan Wakil Walikota Manado, Senin (14/11/2016) di aula Tribata Mapolda Sulut.
Difasilitasi oleh Dit Binmas Polda Sulut, kegiatan tatap muka ini membahas upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.
Kapolda mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjadikan Sulut aman, tertib dan kondusif, tidak terpengaruh oleh provokasi-provokasi dari luar terutama dari media sosial.
Beliau berharap tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan ormas dapat meneruskan imbauan ini kepada komunitasnya agar tidak mudah terprovokasi
“Kalu ada informasi-informasi yang menyesatkan yang ingin mengadu domba, tolong jangan diterima begitu saja, tapi konfirmasi kepada aparat keamanan,” imbau Kapolda.
“Jadi torang samua basudara, torang samua ciptaan Tuhan, baku-baku bae, baku- baku sayang, ini harus kita pelihara dan kita gelorakan,” lanjutnya.
Ditegaskan Kapolda Sulut, sampai saat situasi kamtibmas di Sulawesi Utara tetap aman dan terkendali. Harapan Kapolda, di Sulut jangan ada demo. “Semua diserahkan kepada proses hukum yang ada, apapun yang diputuskan oleh aparat penegak hukum, itulah yang terbaik,” tegas Kapolda.
Senada dengan Kapolda, Gubernur Sulut menegaskan, sering terjadinya mis-informasi di Sulut dikarenakan banyak informasi yang tidak jelas kebenarannya sehingga itu bisa memunculkan tindakan provokasi oleh kelompok yang memanfaatkan situasi tersebut untuk memecah-belah kerukunan dan kedamaian antar umat beragama. Oleh karena itu, pentingnya adannya konsolidasi antar umat beragama.
“Setiap kompromi dari kesadaran dalam berjuang mendorong untuk saling menjaga, bukan untuk memprovokasi sehingga menjadi titik tolak kehancuran kerukunan dalam masyarakat,” tegas Gubernur. (***/Risatsanger)