Parkiran seputaran Siloam Hospitals
Manado – Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan di Kota Manado, kebutuhan akan lahan parkir pasti meningkat. Tapi salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah kurangnya lahan. Hal ini menyebabkan beberapa oknum memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan finansial.
Sebut saja lahan parkir liar dan pungutan biaya parkir tambahan. Seperti yang ditemui BeritaManado.com, Senin (3/8/2015) sore tadi, di seputaran Siloam Hospitals sampai Golden Supermarket.
Tidak tersedianya tempat parkir yang kosong mengakibatkan sejumlah masyarakat yang hendak memarkir kendaraan di dalam area Siloam hingga Golden dikenakkan tarif Rp.20.000. Sontak hal ini membuat masyarakat protes.
“Disini sampai dipasang mesin tiket untuk parkir. Nanti kalau mau keluar lokasi baru kita membayar kepada petugas sesuai lamanya waktu parkir. Tapi tadi ada salah satu tukang parkir yang berdiri di mesin pengambilan tiket dan ia bilang kalau parkir disini biayanya Rp.20.000”, ujar Valdi Mamahit, warga Teling Bawah.
Hal ini membuat masyarakat jadi tidak nyaman mengingat kalau parkir di samping jalan raya, resikonya adalah ditilang oleh petugas.
“Tidak nyaman sekali kalau ke daerah sini. Tapi memang keperluan kami ya di daerah sini. Jadi mau tidak mau. Kalau parkir diluar, risikonya ditilang atau ban mobil dikempeskan oleh petugas. Tapi kalau parkir didalam biayanya ganda. Sudah harus membayar tiket, harus bayar juga kepada tukang parkir. Kalau nominalnya standar parkir tidak apa-apa. Tapi kalau Rp.20.000 itu harga yang keterlaluan”, tambahnya.
Ia pun berharap kepada pemerintah agar bisa membantu masyarakat dalam mencari solusi masalah lahan parkir.
“Saya harap pemerintah membantu masyarakat untuk mencari solusi mengenai masalah kurangnya lahan parkir. Kalau memaksa pemerintah mengatasi ini susah juga. Tapi setidaknya ada solusi yang konkrit dan jelas membantu masyarakat. Apalagi soal biaya parkir tambahan yang terlalu mahal. Kiranya tidak akan ada lagi pungutan liar yang seperti itu. Para calon kepala daerah juga bisa memikirkan itu. Siapa tahu kalau berhasil nanti, bisa diterapkan”, tukasnya. (srisuryapertama)