Ketiga dari kiri Asdar S.Pd guru di Bolmut yang terima penghargaan tingkat ASEAN
BOROKO, BeritaManado.com – Asdar S.Pd kesehariannya merupakan seorang guru mata pelajaran Bahasa Indoensia di SMP Negeri 1 Satap Tontulow, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Dirinya merupakan satu dari sekian guru yang mendapatkan penghargaan dari Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERUAS) dibawah bimbingan Sastrawan Nasional Asrizal Nur.
Pengharagaan itu didapatkan Asdar tepat di hari Peluncuran dan Anugerah Pantun Nasehat 1000 Guru ASEAN. pada Jumat (10/3/2022) kemarin, bertempat di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta.
“Sebanyak 1250 penulis dari 4 negara ASEAN yakni, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam karyanya berhasil dibukukan dalam sebuah Gerakan 1000 Guru ASEAN menulis pantun nasihat melalui PERRUAS,” kata Asdar kepada BeritaManado.com, Minggu (14/3/2021).
Dijelaskannya, dari Sulawesi Utara sebanyak 30 guru terlibat dalam penulisan. Dari 1250 penulis sebanyak 40 orang yang terundang dalam peluncuran dan anugerah pantun nasihat 1000 guru ASEAN, dan Sulut diwakili 6 orang guru sebagai penulis pantun yang terundang dalam acara peluncuran dan penganugerahan itu.
Selainnya dirinya, nama-nama guru yang terundang di Sulut diantaranya, kata dia, Kusnan (SMK Negeri 7 Manado), Melani Mukuan, (SMP Negeri 2 Sinongsayang, Minsel), Jenny Ireyne Wenas, (SMA Negeri 1 Manado), Lance Jakob, (SMK Negeri 3 Manado), Linda Rumbayan, (SMK Negeri 1 Amurang, Minsel)
Menurut Asdar, gerakan ini dimulai sejak tahun 2018, dalam waktu yang cukup panjang dengan berbagai tahapan yang dimulai sejak November 2018 hingga April tahun 2020 berhasil mengumpulkan 1250 penulis pantun nasihat dari berbagai negara ASEAN.
“Melalui PERRUAS dalam gerakan 1000 Guru ASEAN menulis pantun nasihat diganjar Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Sulut sendiri berhasil mendapatkan penghargaan sebagai peserta terbanyak se pulau Sulawesi,” sambungnya.
Dari penghargaan itu, dia menitipkan pesan, semoga teman-teman guru di Bolmut bisa termotivasi untuk berkarya, melakukan proses kreatif agar “Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung” terimplementasi dalam sebuah pengabdian.
Dikisahkannya, menulis pantun baginya sudah merupakan suatu tuntutan, sebab latar belakang yang notabenenya merupakan jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia alumni Unversitas Negeri Manado (Unima).
“Sejak dari situlah kami dituntut untuk bisa menguasai kesastraan termasuk puisi dalam hal ini puisi lama (Pantun),” katanya lagi.
Ditambahkannya, secara umum puisi terbagi 2, puisi baru dan puisi lama, puisi lama menurutnya puisi yang terikat dengan aturan sedangkan puisi baru tidak terikat dengan aturan atau lebih bebas.
Ini salah satu puisi yang ditulisnya:
Burung dara di dekat sawah
Burung bangau terbang kesasar
Saat sedih banyak masalah
Jangan lupa selalu istighfar.
(Nofriandi Van Gobel)