MANADO – Puluhan organisasi kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Ormas LSM Anti Korupsi atau ARMAK Sulut menyatakan siap berdemo menolak keputusan pemerintah pusat menaikkan Bahan Bakar Minyak atau BBM, awal April nanti. ARMAK menandaskan keputusan pemerintah menaikkan harga BBM telah membuat rakyat sengsara.
Mereka menyatakan, pemerintah seharusnya memperbaiki sistem ekonomi kerakyatan sebelum memutuskan menaikkan BBM. Masyarakat, kata ARMAK, adalah pihak yang paling merasakan imbas dari keputusan tersebut.
“Kami akan turun ke jalan memperotes kenaikan BBM bersama masyarakat. Pemerintah jangan tambah penderitaan masyarakat. Dengan menaikan harga BBM itu sama saja dengan ‘membunuh’ masyarakat secara pelan-pelan,” tandas ketua umum ARMAK Sulut, Calvin Castro, terkait rencana tersebut.
Castro mendesak pemerintah daerah segera mengambil langkah tegas dengan melakukan penolakan memberlakukan harga baru BBM, hingga perekonomian daerah benar-benar stabil.
Selama ini kata Calvin, pemerintah hanya memperhatikan kepentingan kelompok tertentu ketimbang rakyat. Hal itu tidak mungkin terjadi jika pemerintah memandang masalah ini secara bijaksana dengan memperhatikan risiko yang bakal terjadi.
Menyinggung apakah kenaikan BBM merupakan indikasi permainan lembaga tertentu, Castro menandaskan akan menelusurinya. Selain itu kata dia, pihaknya juga mengatakan akan memantau kegiatan di beberapa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum atau SPBU terkait dugaan penimbunan bahan bakar, menjelang kenaikan BBM, 1 April mendatang.
“Risiko yang mungkin terjadi adalah penimbunan BBM secara besar-besaran dan SPBU merupakan sasaran empuk dari para pelaku penimbunan,” tandas Calvin.
Dalam pernyataannya, ARMAK juga meminta kepada pelaku bisnis lainnya untuk tidak menaikkan harga bahan pokok secara sepihak, karena dapat menciptakan kekisruhan di masyarakat. “Jangan lagi membebani masyarakat yang sudah susah,” tandas dia. (is)