
Padang, BeritaManado.com – Krisis iklim mengancam dunia pertanian secara global.
Suhu udara yang terus naik menyebabkan banyak komoditi pertanian gagal panen, kerugian besar bagi petani, dan secara luas memicuh krisis pangan.
Mencegah dampak tersebut, KTNA Minut berharap agar pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut) dan Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) bisa menetapkan anggaran prioritas bagi pertanian.
“Dunia pertanian sedang tidak baik-baik saja sehingga orang-orang yang berkompeten harus duduk bersama sehingga setiap tantangan ada solusi. Krisis iklim global ini seperti pandemi sehingga dunia pertanian harus mendapat perhatian prioritas. Petani butuh dukungan pemerintah dari segi pendanaan, baik untuk pelatihan, membeli alat pertanian modern, bantuan bibit dan pupuk serta pemeliharaan,” ujar Ketua Kelompok Petani Nelayan Andalan (KTNA) Minahasa Utara, Arly Dondokambey, yang ditemui di sela-sela-sela Pekan Nasional (Penas) Kelompok Petani Nelayan Andalan (KTNA) Indonesia yang ke XVI dilaksanakan Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/6/2023).
Penas KTNA XVI mengambil tema memantapkan penguatan potensi dan posisi tawar komoditi lokal untuk mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan menuju Indonesia lumbung pangan dunia 2045.
Arly Dondokambey berharap Penas KTNA XVI, bisa memotivasi semua pihak, baik pemerintah, penyuluh pertanian dan peserta untuk menghadirkan terobosan terbaru demi kesejahteraan bersama.
Menurut Arly, musim panas diprediksi akan berlangsung sampai April 2024 sehingga petani butuh mendapat penyuluhan tentang tanaman apa saja yang bertahan pada musim panas berkepanjangan ini.
“Sesuai dengan tema Penas XVI, bagaimana kita bisa tetap melaksanakan kegiatan pertanian di tengah tantangan. Meski sekarang kita sedang menghadapi musim panas berkepanjangan, petani ditantang untuk melakukan modifikasi sehingga walaupun krisis berkepanjangan kita tetap berkebun, mulai menanam tanaman yang tahan panas,” ujar Arly.
Di sisi lain, Arly Dondokambey mengapresiasi perhatian Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemerintah Kabupaten Minut sejauh ini bagi dunia pertanian.
“Kami bersyukur atas perhatian Pemprov Sulut dan Pemkab Minut menurut kami sudah cukup. Tapi karena kita sedang mengalami krisis pangan dan kemarau panjang sehingga dukungan dari pemerintah boleh ditambah lagi. Program matijo ba kobong itu sudah sangat tepat dan itu harusnya sampai ke seluruh kabupaten kota untuk sama-sama disukseskan,” pungkas Arly.
(Finda Muhtar)