Ratahan – Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kementrian Kesehatan Kota Manado, Rabu (19/09) hari ini melakukan analisis sekaligus pengambilan sampel udara khusnya debu di wilayah ibu Kota Ratahan. Dari tiga titik pengambilan sampel, yakni Kantor Bupati Mitra, tugu KB pusat Kota dan Patung Perjuangan, bedasarkan alat pengukur udara menunjukkan terjadinya peningkatan debu di udara sangat signifikan dari standar 230 mg/m3 meningkat 396 mg/m3.
“Debu yang disemburan Gunung Soputan dalam situasi menghawatirkan dengan kandungan debu di udara melebihi standar normal. Dalam pengambilan sampel yang kita lakukan terlihat, Total Suspended Partikulad (TSP) atau total debu di udara mencapai 390 mg/m3. Nah ini sudah tergolong cukup tinggi,” kata Sarman Kasie Surpelan dan Epedemologi Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado.
Lanjutnya, dari semua titik yang dilakukan untuk pengambilan sampel, kesemunya memiliki tingkat ukuran debu melebihi Standar Baku Mutu (SBM) yaitu Total Suspended Partikulad (TSP) atau total debu di udara. “Dengan kondisi debu yang meningkat, masyarakat diharapakan untuk membatasi diri keluar rumah kecuali dikarenakan hal yang sangat penting. Selain itu, masayarakat harus menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri) berupa Masker, Helm dan Sapu Tangan,” harapnya.
Kehadiran tim dari Balai Tehnik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado ini di wilayah Mitra sedikit mendapat protes warga, dimana pengambilan sampel hanya dilakukan di ibu kota Ratahan dikarenakan tingkat mobilitas yang sangat tinggi. Sedangkan dibebera wilayah lain yang debunya tergolong tebal, tidak dilakukan analisis oleh pihak terkait.
“Kita hanya berdasarkan permintaan pihak Dinkes Mitra. Menurut mereka (Dinkes, red) wilayah ini (Ratahan) adalah daerah terpadat semburan abu Gunung Soputan,” jelasnya menjawab pertanyaan wartawan.(dul)